AINA QALBYNA BLOG
Allah memberikan kehidupan kepada kita sebagai makhluq sempurna,punya akal....dan kehidupan yang indah
....jalani dengan ikhlas dan siap menerima apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT....amin
Perjalanan panjang hidup seorang anak manusia sulit untuk di tebak oleh yang namanya manusia itu sendiri,
umur,rezeki,pertemuan,juga maut.
Semua ada yang mengatur,tiap sedetik desah nafas yang kita hirup ada yang mengatur yaitu Allah SWT.
------------------------------
IslamDotNet | Links | Teman-teman | Siapakah aku?

Friday, August 04, 2006

Bismillahirahman nirahim
KUNCI MENJADI HAMBA RABBANI

Selama ini mungkin kita merasa kita adalah hamba Allah,hamba yang senantiasa dekat dengan Allah karena amal2 kita selama ini ? tapi apakah kita yakin dengan itu ? dan apakah yang demikian itu bisa dikatakan seorang hamba yang Rabbani ?Wallahualam
Untuk itu ada baiknya diuraikan dulu arti pengertian dari Rabbani itu sendiri,dimana ada beberapa arti yang mungkin dapat kita tarik kesimpulan apakah kita masuk kedalam hamba yang dikatakan Rabbani ?
Dalam kitab An_Nihayah fi Gahribil Hadist menjelaskan, “Ar-Rabbani berasal dari kata rabb,dengan tambahan alif dan nun di belakangnya sebagai bentuk mubalaghah(tingkat berlebihan).Dalam Lisanul Arab lain lagi,dimana arti dari Ar-Rabbani adalah hamba yang mempunyai pengetahuan tentang Tuhan,yang selalu disebut orang sebagai ulama yang mengajarkan ilmu yang ringan2 sebelum ilmu yang sulit2,dan orang seperti itu ilmu agama nya bagus dan iman nya kuat.
Sedangkan Imam al-Qurtubi dalam tafsir al Jami’liahkamil –Quran mengartikan ngga jauh beda dengan Lisanul Arab yaitu Ar_Rabbani adalah penisbatan kepada ar Rabb,dimana data juga dikatakan seorang ulama ahli agama yang mengamalkan ilmunya dijalan Allah.Selain itu Abu Hamid al Ghazali mengatakan arti rabbani adalah orang yang dekat dengan Allah,siapa kah dia ? apakah kita ini setelah menajdi makhluq Allah kantas menjadi hamba Rabbani ? sepertinya belum karena kita menjalankan semua perintah Allah hanya karena kewajiban tanpa rasa ikhlas sebagai hamba yang Rabbani.
Dengan demikian definisi dari Rabbani yang sudah dijelaskan bahwa penisbatan diri dan kuatnya hubungan seorang hamba dengan Allah ditentukan dengan kadar seberapa jauhnya seseorang dari ikatan2 dunia atau hawa nafsu,disamping itu bagaimana disisi Allah keberadaan jasad manusia yang jalan saling berdampingan,berbeda berdasarkan kadar jauh dekatnya hati manusia itu dari Allah,dan karena itu ada hati yang dekat dengan dunia sebagai mana dalam firman Allah “:
Yang artinya….. tetapi dia cendrung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah(al a’raf 17).
Selain dari itu ada juga hati yang terlepas dari nafsu keduniawan yang kadang membumbung tinggi naik kelangit,dan di antara kedua hati terdapat jenis yang lain yaitu hati yang di dalam nya terdapat iman dan hawa nafsu.Dimana iman mendorongnya untuk melakukan ketaatan dan meninggal kan berbagai hal yang diharamkan,sedangkan hawa nafus menyeretnya untuk mengekor dibelakang dunia,bahagia mendapatkan dunia dan sedih jika kehilangan dunia,dan inilah kebanyakkan hati kita para manusia berada,saat ini kita lalai terhadap Allah padahal kita senatiasa berada dalam pengawasannya.
Allah menjadikan hati sebagai tempat penghambaan kepada Nya,Didalam hati itu terkumpul berbagai perasaan dan keinginan manusia,cinta dan benci takut dan harap,bahagia dan sedih,senang dan ngeri,khawatir dan tenang serta berbagai perasaan lainnya.Hati bagaikan raja bagi seluruh anggota tubuh,sehingga semua aktifitas,hakikatnya adalah pelaksanaan perintah hati.Hati juga merupakan tempat mengambil keputusan dan keinginan sedangkan semua anggota tubuh yang lain hanyalah menunaikan perintah.
Nu’man bin Bsyir meriwayakan Rasulullah saw bersabda :Ingatlah sesungguh nya didalam tubuh terdapat segumpal darah.Jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh,jika ia rusak maka rusakkalh seluruh tubuh.Ingatlah sesungguhnya ia adalah hati. Disamping hati ada namanya akal yaitu bisa juga dikatakan tentaranya hati,yang bertugas sebagai alat berpikir karena dengan ada nya akal dapat di ketahui perbuatan itu baik atau buruk.
Selanjutnya tentu kita ingin tau bagaimana sebenarnya menjadi seorang hamba yang rabbani dan langkah apa yang dapat kita lakukan hingga dapat mencapai kedalam golongan hamba2 yang rabbani.Salah satunya dengan lebih dulu memperbaiki apa yang ada didalam hati,dengan demikian kita sudah dapat mengindentifikasikan faktor yang dapat merealisasikannya.Dimana faktor itu adalah untuk menguatkannya keinginan dan kebutuhan yang sangat terhadap hati yang hiudp dan keyakinan bahwa hanya Allah_lah yang mampu melakukan segala2nya.Yakin dan keinginan yang besar ini merupakana satu pendorong atau boleh dikatakan salah satu jalan kita mendekatkan kita diri kepada Allah agar kita bisa menjadi hamba yang Rabbani karena senantiasa kita selalu berserah diri kepada Alllah disamping usaha2 yang kita lakukan.
Senatiasalah berdoa kepada Allah memohon segalanya,,karena hanya Allah yang mampu dan memperkenankan setiap doa hambaNya seperti dalam surat An_Naml ayat 64 yang artinya
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya)”
Dan dalam keadaan apapun hendaklah kita meminta pertolongan kepada Allah bukan kepada yang lain.Berdolah dengan kepasrahan diri dan kerendahan diri,dengan perasaan fakir dan membutuhkanNya,dan memohon rahmat serta anugrahNya,tapi jangan berdoa dikala susah dan butuh pertolongan saja,sudah seharusnya dan menajdi kewajiban bagi kita senantiasa berdoa dan bersyukur kepada Allah,berdoa memohon pertolongan dan perlindungan Nya,berdoa dengan mengucap syukur dan memuji kebesaranNya.
Berdoa tidak cukup sekali,apalagi yang namanya memohon sesuatu,tapi berkali2 karena Allah ingin melihat kesungguhan dari hamba2Nya dan jujur dalam permohonan.Dan tidaklah baik berdoa dalam keadaan terburu-buru ,sebab dalam satu riwayat di ceritakandari Abu HUrairah diriwayatkan Rasullah bersaba :Salah seorang dari kalian dikabulkan doanya selama dia tidak terburu-buru dengan berkata”Aku sudah berdoa namun tidak dikabulkan”.
Doa seperti ini seolah kita memaksa Allah saat itu juga mengabulkan doa kita.dan ini rasanya mustahil,dimana saat kita susah baru berdoa lantas secepat nya doa itu ingin dikabulkan ,lantas kalau tidka terkabul lalu akan timbul rasa kesal seolah Allah tidak adil,,Astaqrfirullah,..doa ini hamba seperti apa mungkin dapat mencapai seorang hamba yang Rabbani ? Wallahualam.
Sementara doa seorang hamba yang ikhlas dan taqwa saja belum tentu saat itu juga langsung terkabul,yang jelas sabar,ikhlas dalam, berdoa dengan penuh keyakinan dan keingian yang mendasar dari hati yang bersih tanpa ada perasangka buruk,kalau doa tidak secepat nya terkabul,yakinkan hati bahwa sebagai hamba kita punya hak dan kewajibana,dimana hak kita memohon kepada Allah dan kewajiban kita bermohon dengan segala kerendahan hati.
Ini merupakan salah satu kunci untuk menempu jalan hamba yang rabbani,sedangkan orang yang tidak memilikinya nisacaya akan sesat.Sebagai hamba yang lemah teruslah bermohon dengan sungguh2 kepada Allah agar di anugrahi ma’rifat kepada Nya,dan tidaklah pantas kita merasa bosan untuk terus memohon jika doa kita belum di kabulkan,Allah menunda doa hambanya hanya ingin melihat,keinginan,kesungguhan dan kejujuran dalam bermohon.
Sesungguhnyalah Allah Maha menrima taubat para hambaNya selagi hamba2 nya tidak berpaling dariNya,berdoa dengan keyakinan dan keteguhan hati tanpa ada rasa jenuh,insyaAllah bisa membuat seorang hamba merasa dekat dengan Allah .Wallahualam.
Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan tobat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.(At-taubah.118)
Di Translate dari: ATH-THARIQ ILA AR-RABBANIYAH,MANHAJAN WA SULUKUN
Karangan Dr.Majdi al Hilali

selanjutnya...

Supported by : cenary.com