AINA QALBYNA BLOG
Allah memberikan kehidupan kepada kita sebagai makhluq sempurna,punya akal....dan kehidupan yang indah
....jalani dengan ikhlas dan siap menerima apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT....amin
Perjalanan panjang hidup seorang anak manusia sulit untuk di tebak oleh yang namanya manusia itu sendiri,
umur,rezeki,pertemuan,juga maut.
Semua ada yang mengatur,tiap sedetik desah nafas yang kita hirup ada yang mengatur yaitu Allah SWT.
------------------------------
IslamDotNet | Links | Teman-teman | Siapakah aku?

Wednesday, November 12, 2008

Bismillahirahman nirahim
Dr. Gina Puspita : "Anak Saya Senang Memiliki Ibu yang Banyak"

Ini yang jadi masalah sebenarnya bukanlah poligami. Jadi tak perlu sibuk memerangi poligami. Sama halnya sekarang banyak orang shalat tapi masih korupsi. Lantas apakah dengan begitu kita akan memerangi shalat? Banyak masalah lain yang kita perlu selesaikan.

Sudah hampir sepekan wacana poligami secara terus-menerus diulang berbagai media massa . Banyak yang setuju dan tak sedikit yang sinis. Diantara yang sinis, tentu saja para aktivis perempuan dan para pengagum femenisme.

Sabtu (9/12) kemarin, Koalisi Perempuan, dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) menolak praktik poligami. Alasannya, poligami melanggar hak-hak perempuan serta rawan terhadap kekerasan psikis dan fisik. Benarkah?

Kali ini hidayatullah. com mewawancarai Dr. Gina Puspita. Sebelum ramai-ramai berkembang wacana poligami, istri pertama Dr. Abdurahman Riesdam Efendi ini boleh jadi diantara sekian Muslimah yang merasakan sendiri pengalaman "dimadu". Tidak seperti umumnya pria yang ingin menikah lagi, ia mencarikan sendiri calon ketiga istri untuk sang suami.

Tahun 1995, Abdurahman menikah lagi untuk yang kedua dengan Basyiroh Cut Mutia. Enam tahun kemudian, ia menikah yang ketiga dengan Siti Salwa asal Malaysia . Dan yang terakhir, menikah dengan Fatimah. Praktis ia memiliki empat orang istri.

Jangan keliru, semua istri mudanya ini bukan pilihan sang suami, justru pilihan Gina alias sang istri pertamanya. Tak seperti dugakan aktivis perempuan selama ini, di mana poligami dianggap begitu rendah dan rawan konflik. Mereka berempat justru sangat rukun dan bahagia. Bahkan bekerja di kantor yang sama dan tinggal seatap, di Taman Rempoa Indah, Ciputat, Tangerang.

''Kalau suami sedang dengan istri yang lain, kami bertiga ngobrol-ngobrol di satu kamar,'' tutur kepada Gatra suatu hari. Bila berada di luar kota , mereka bertukar pesan lewat SMS.

Pokoknya, akrab. ''Poligami yang didasarkan pada Allah SWT tidak akan menimbulkan masalah.'' Ujarnya. "Bahkan enak dan perlu, "tambah Gina di sebuah harian di Jawa Barat.



Apa kabar Anda dan keluarga?

Kami sekeluarga alhamdulillah sehat.semoga kesehatan yg dirahmati Allah.

Lama tak dengar kabarnya, apa kesibukan Anda terbaru?

Selama kurang lebih 2 tahun terkahir kami banyak berada di Malaysia . Alhamdulillah perusahaan yangg dipimpin oleh guru kami Abuya Ashaari (pendiri Darul Arqam yang dilarang mantan PM Mahathir Mohammad-- berkembang pesat di sana . Kebetulan Tuhan rizkikan kami untuk ikut serta berkatifitas di sana selama 2 tahun. Setelah di sana terasa manfaatnya untuk kalangan luas, dan perusahaan terus berkembang ke berbagai negara di Asia, Eropa, Timur Tengah, maka mulai 2 bulan belakangan ini kami mulai menguatkan kembali aktifitas perusahaan Rufaqa di Indonesia.

Saya dengar Anda juga punya proyek besar di Malaysia ? boleh tau?

Di malaysia bukan proyek saya tapi perusahaan yang dipimpin oleh guru saya, Abuya Ashaari Muhammad. Dari tahun 1997 beliau mendirikan perusahaan Rufaqa namanya yang bergerak di berbagai bidang seperti pendidikan, ekonomi, sosial, kesehatan, kebudayaan dll. Kalau mau jelas, boleh kunjungi website nya www.rufaqa.com & www.rufaqadaily. com

Sepekan ini banyak orang sibuk mendiskusikan poligami, apa pendapat Anda?

Segala kejadian Allah yang menentukan. Diantara sekian banyak hikmahnya, Allah nampaknya mau menunjukkan keadaan masyarakat sekarang ini. Dan kita bertanggung jawab untuk memperbaiki keadaan. Sebenarnya ada dua kejadian yang terjadi secara serentak. Pertama tentang poligami-nya Aa Gym, kedua, monogami nya anggota DPR RI , tapi selingkuh. Tapi yang diramaikan hanya poligaminya. Bahkan poligami mau dilarang segala. Hehehe

Yang menarik, sikap masyarakat terbelah dua. Kasus monogami selingkuh menjadi kasus cukup besar. Tapi poligami, pernikahan secara syah justru yang dikatakan zalim. Padahal menurut saya, monogami selingkuh itu jauh lebih menzalimi perempuan. Seperti wanita ini tak ada harganya.

Menurut Anda, mengapa masyarakat justru seperti itu?

Saya tak menyalahkan masyarakat. Itulah keadaan masyarakat yang kita perlu rasakan sebagai peringatan Allah pada kita. Mungkin kita gagal membawa kebaikan di tengah masyarakat ini. Saya juga maklum kenapa banyak masyarakat awam begitu membenci poligami, kerana memang susah mau mencari poligami yang dapat dijadikan teladan di indonesia sekarang ini. Yang lebih menyedihkan, yang sekarang berlaku bukan sekedar diskusi tapi penafsiran-penafsir an terhadap Rasulullah yang sifatnya merendahkan beliau. Jauh sekali daripada mencari solusi. Lagi pula, mengapa banyak orang sibuk membicarakan poligami atau bahkan terkesan begitu ketakutan. Padahal dalam Islam, poligami haya sekedar satu dari sekian ribu syariat dalam agama kita.. Jadi dia bukan perkara yang wajib. Tapi kok yang bisa-bisa menjadi masalah Negara. Padahal Shalat yang berkali-kali Allah katakana sebagai "tiang agama" pun, Negara tak pernah peduli apakah mansuia melakukannya?

Anda termasuk diantara pelaku, sebelum banyak orang melakukan. Bisakah bercerita pengalaman poligami?

Islam itu adalah "cara hidup". Selain tentang Allah yang utama, di dalamnya ada juga syariat yang beribu jenisnya, yang mengatur kehidupan manusia di dunia ini. Sepertimana janji kita dalam setiap kali shalat, "inna shalolati wa nusuki… (dst), "hidup mati kita untuk Allah, maka tentulah sebagai seorang Muslim, kita perlu wujudkan janji kita dalam kehidupan. Kita atur individu kita, ekonomi kita, pendidikan kita, kebudayaan kita, rumah tangga kita, menurut Islam. Hal ini tidak dapat kita wujudkan sendiri-sendiri. Misalnya untuk mewujudkan pendidikan Islam, perlu guru dan murid. Kalau sendirian mana mungkin dapat terwujud. Itulah yang kami lakukan melalui perusahaan Rufaqa ini. Sama halnya dengan masalah rumah tangga.

Setelah kami dididik oleh guru kami, kami (saya dan suami) merasakan bahwa Allah mesti dijadikan segalanya. Syariat Islam mesti diperjuangkan. Dengan melihat keluarga guru kami yang memiliki 4 istri dan 37 anak, 200 cucu, namun semua justru menjadi pendukung perjuangan Islam. Maka kami melihat (bukan sekedar membaca buku atau hanya mendengar), bahwa poligami juga dapat kita laksanakan. Atas kesepakatan bersama itulah, saya dan suami –tentu saja atas persetujuan guru kami-- maka kami tambahkan anggota keluarga kami dengan mengambil salah seorang staf Rufaqa sebagai istri kedua untuk suami saya.

Siapa yang mencari dan melamarkannya?

Saya sendiri yang dating pertama kali dan menjelaskan pada orang tuanya untuk menyampaikan hasrat kami.

Apa sih yang ada di perasaan Anda saat mencarikan suami istri lagi?

Karena dari awal memang sama-sama berniat (saya, suami dan istri kedua) untuk menguatkan keluarga, maka, masalah-masalah ddalam keluarga dapat diatasi dengan baik. Bertambah terasa kehebatan Allah. Ternyata belum lagi kita baik, baru niat mau baik, tapi Allah sangat memberikan bantuan-Nya.

Apakah setelah poligami pernah cekcok? Atau cemburu?

Kalau beda pendapat sih dalam rumah tangga itu hal yang biasa. Jangankan di keluarga yang praktik poligami, dalam rumah tangga monogami pun ada. Tapi kerena sama-sama sudah dididik oleh guru yang sama, jadi setiap kali ada masalah, masing-masing berusaha untuk dapat menilai yang baik di sisi Allah. Bila semua mempunyai tujuan yang sama yaitu keridhaan Allah, perkara apapaun selalu jadi mudah. Kami berempat serumah. Kecuali sekarang ini, dua orang sedang bertugas di Malaysia .

Bukankah menjadi istri "dimadu" itu adalah korban sewenang-wenang pria? Apa martabat Anda sebagai seorang perempuan tidak terhina?

Saya hendak mengingatkan kita bahwa dalam menilai sesuatu, karena zaman ini sudah rosak, maka nilai-nilai manusia/moral juga sudah sangat jauh dari kehendak Allah. Contoh saja; para wanita mengatakan dirinya merasa "dihina" dengan poligami. Padahal itu kan memang boleh menurut Islam. Tapi wanita diminta buka aurat, ia menjadi tontonan. Tak satupun menganggap dirinya merasa terhina. Padahal itu adalah keadaan yang sangat menghinakan. Wanita sudah hilang malunya karena ketiadaan iman.

Poligami itu, bila dijalankan dengan tujuan membesarkan Allah, kita akan merasakan bahwa itu sangat baik untuk pendidikan hati kita. Kita akan tahu bahwa kita belum sabar. Maka, kita akan belajar untuk bersabar. Kita bisa tahu bahwa di hati kita ada hasad dan dengki. Cemburu itu adalah hasad dan dengki adalah puncaknya. Lalu kita belajar untuk tidak hasad atau dengki hingga timbul rasa tidak membahagiakan orang lain.

Bukankan manusia normal tak menginginkan suaminya jadi rebutan wanita lain?

Jadi bila dikatakan manusia normal tidak mau dipoligami gitu? Manusia normal itu seperti apa? Apakah istri-istri Rasulullah bukan wanita normal? Menurut saya, manusia normal itu adalah manusia yang tahu dirinya hamba dan Allah sebagai Tuhannya. Tentu dia akan sangat mencintai Tuhan Nya. Dan dirinya akan merasakan bahwa syariat Allah adalah yang terbaik. Bahkan sekarang kadang saya merasa malu dengan Allah. Malu, mengapa "orang jahat" seperti saya tapi Allah masih memberi rasa kebaikan-kebaikan dalam poligami. Kalau saya saja yang menganggap "masih jahat" dan masih diberi banyak kebaikan oleh Allah, bagaiman pula kehebatan keluarga Rasulullah?.

Anda tidak takut, rasa cinta suami Anda tak akan seperti awal pernikahan? karena akan terbagi?

Tidak. Sebab suami dan kami punya cita-cita yang sama. Untuk mencintai Allah. Dan mencintai Allah itulah yang dapat menambah kuat ikatan diantara kami semua. Perlu kita sadari, kerana manusia sudah tidak menganggap Tuhan segalanya, maka bila berumahtangga, dia menganggap suami adalah segala-galanya. Ya dengan kata lain, cinta suami. Padahal, kalau kita membesarkan cinta pada Allah, maka Allah sendirilah yang akan mebagi kebahagiaan itu.

Bagaimamana dengan kebutuhan finansial dan pembagian perhatian terhadap anak-anak Anda suami menikah lagi?

Alhamdulillah Allah bukan saja mencukupkan, tapi menambah-nambah. Dan alhamdulillah, anak-anak kamu semua justru bersyukur dengan poligami. Kemarin anak saya yang berumur 10 tahun diwawancara sebuah majalah. Dia mengatakan, begitu senang memiliki ibu banyak. Banyak tapi sayang. Dia pernah melihat seorang aktifis perempuan begitu keras berkata tentang poligami. Anak saya mengatakan, "Ini perempuan bercakap bukan dengan akal lagi, tapi dengan nafsu. Sangat emosional. Padahal, kami (anak-anak saya maksudnya) suka dengan itu . tak ada penzaliman."

Apakah mungkin seorang suami bisa membagi perhatian tiga orang istri dengan banyak anak berbeda-beda misalnya?

Bisa. Bahkan hubungan anak-anak semua sangat baik. Tak ada perbedaan dia dari ibu yang mana. Suami saya baru memiliki 4 orang anak. Tiga dari saya dan 1 dari istri kedua. Istri ketiga dan keempat belum dikaruniai anak.

Banyak aktivis perempuan mengkritik poligami, apa pandangan Anda menghadapi kritikan itu?

Jangankan untuk hal poligami, gerakan kaum feminis hingga sekarang ini, belum mendapatkan kejayaan. Patutnya sekiranya jika mereka melihat gagalnya perjuangan kaum feminis di Prancis yang menjadi sumber awalnya. Saya pernah 11 tahun di Prancis melihat sampai sekarang, di sana gerakan tersebut boleh dikatakan tidak membuahkan hasil, yang ada justru kesengsaraan bagi kaum wanitanya. Banyak orang berkonsultasi dengan saya. Sebab banyak hal yang diperjuangkannya tidak sesuai dengan fitrah dia. Jadi katakanlah dia mendapatkan apa yang dia mau, tapi ternyata bila sudah mendapatkan, sesungguhnya dia begitu tersiksa.

Jadi apa hikmahnya bagi Anda dan kalangan Muslimah dengan berpoligami?

Saya pernah mengatakan di media massa , "poligami itu indah dan memang perlu." Perlu bagi wanita dan lelaki sebagai pendidikan hati kita untuk dapat lebih mudah membesarkan asma Allah.

Karenanya, saya menghimbau pada semua, mari kita kembali pada Allah, Tuhan kita. Dialah penyelesai segala masalah. Sekarang ini yang jadi masalah sebenarnya bukanlah poligami. Jadi tak perlu sibuk memerangi poligami. Sama halnya sekarang banyak orang shalat tapi masih korupsi. Lantas apakah dengan begitu kita akan memerangi shalat? Banyak masalah lain yang kita perlu selesaikan.

Pendidikan kita sedang bermasalah. Ekonomi kita bermasalah. Kebudayaan dan semua aspek kehidupan kita sudah rusak dan itu adalah masalah. Maka mari kita kembali pada Allah. Jadikan Ia segalanya. Bila demikian akan selesailah semua masalah. Mau monogami atau poligami, jika kembali pada Allah, tetap akan membawa kehidupan yang harmoni.
[Cholis Akbar/Hidayatullah. com]

selanjutnya...

Friday, December 07, 2007

Bismillahirahman nirahim
RINDU DAN CINTA

Kalau dilihat dari judul tulisan ini,kita akan berpikir bahwa rindu dan cinta adalah satu perasaan dari seorang lelaki,terhadap wanita dan begitu sebaliknya. Adanya rasa cinta tidak akan terlepas dari rasa rindu.Dan ada nya kerinduan karena ada satu kecintaan yang luar biasa kepada sesuatu.Dan apakah sesuatu itu berupa wujud yang nyata atau abstark.
Karena untuk mengartikan arti dari pada cinta dan rindu secara bahasa bukanlah satu hal yang mudah,sebab rindu dan cinta adalah masalah perasaan,sebab cinta dan rindu adalah satu perasaan akan keinginan untuk bertermu dan berbicara dengan objek yang menjadikan kita mempunyai rasa cinta dan rindu . Cinta dan rindu yang datangnya bersamaan mempunyai satu makna yang dalam,indah dan agung,dan tidak ada kata2 yang dapat melukiskan keagungannya.Hakikat kedua kata ajaib ini tidak dapat di temukan begitu saja selain dengan segenap kesungguhan pengamatan dan penjiwaan ,cinta dan rindu satu perasaan yang tidak ada larangan dalam agama dan tidak juga dalam syariat Islam. Kedua perasaaan ini adalah masalah hati,dan hati ini adalah urusan sang khaliq
Apa yang ingin disampaikan dalam tulisan ini,tidak akan mencapai maksud dan tujuan dari apa yang ingin disampaikan sebelum kita mengenal hakikat ,syarat dan penyebab kedua perasaan itu. Sebab rindu dan cinta disini bukanlah kerinduan dan kecintaan sesama cucu adam tapi ialah kerinduan dan rasa cinta kepada sang Khaliq.
Yang ingin di bahas dalam tulisan ini adalah bagaiman kerinduan dan kecintaan hamba kepada Allah swt,apakah cinta dan rindu itu melebih cinta dan rindu kepada sesama manusia atau dunia? Atau cinta dan rindu kepada Allah melebihi cinta kepada yang lain.





Sudah selayaknya sebagai seorang yang terlahir sebagai seorang muslim yang mukmin hingga sampai dewasa meyadari bagaimana hubungan yang layak dengan Allah swt,dimana Rabb dan ilahnya dan kita sebagai manusia biasa sebelum memulai berkomunikasi dan meluahkan rasa rindu dah cinta kepada Allah hendaknya lebih dahulu mengenal Allah swt,tidak untuk mengenal zat atau wujudNya tapi mengenal,ilmu-ilmu Allah,dan kekuasaan Allah yang Maha luas maka akan timbul rasa kagum dan takut serta rasa ingin berjumpa,ibarat seorang cucu adam yang jatuh cinta kepada lawan jenis nya,sebelumnya tentu saling kenal dan saling tahu sifat 2nya lalu akan datang rasa kagum dan rasa cinta di iringi dengan kerinduan untuk bertemu.Ada beberapa hal yang dapat membuat manusia mempunyai rasa cinta dan kerinduan yang berlebihan kepada Allah sebagai Rabbnya dan hal2 tersebut yang di maksud antara lain ialah,dimana kita mengenal Allah dengan sebenar2nya pengenalan bukan hanya sekedar tau Allah itu karena adanya alam ini,tapi dengan pengenalan yang benar dan yakin maka rasa cinta (mahabbah) itu akan lahir dengan sendirinya melebih rasa cinta kepada apapun dan benda apapun.
Rasa cinta ini akan membuahkan kerinduan yang dalam untuk ingin segera berjumpa dengan Allah laksana kekasih pujaan.Dan jiwa serta hidup kita akan menjadi dinamis serta semangat dalam malakukan segala hal semua di niatkan karena Allah semata.Kalau di lihat dari Al_Quran sendiri dalam surat Ash-Shaaf ayat 10 dan 11 yang isi nya Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?(10) yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.(11) Dalam ayat ini seolah di gambarkan bahwa hubungan Allah dengan umat nya seperti hubungan jual beli,ataupun pertaruhan ,dimana di pertaruhkan jiwa dan raga seorang hamba atau di perjualbelikan dijalan Allah seperti jihad atau amalan2 sholeh lainnya dan buahnya hanya karena keinginan dan kerinduan serta kecintaan kepada Allah maka sanggup mempertaruhkan harta dan jiwa nya semua karena Allah dan untuk jalan Allah.Hamba2 yang seperti ini rindu dan cintanya kepada Allah,akan melebihi diri dan harta nya tiada hal lain yang di ingat selain kerinduan kepada Allah semata.Hubungan manusia dengan Allah juga terkadang merupakan suatu ikatan kerja antara majikan dengan budaknya,dimana sebagai budak mempunyai kewajib2an yang harus di taati dan dilakukan sesuai aturan yang di berikan dari majikannya,dimana kita sebagai manusia mukmin selayaknya melakukan ikatan kerja dengan amal2 sholeh baik dari segi umum maupun khusus.
Telah disampaikan di atas,bahwa adanya rasa rindu dan cinta itu hadir karena kita sudah mengenal objek yang menjadi penyebab kedua perasaan itu berkecamuk dan bergejelok didalam hati,dan dapat merasakan nikmat yang ada dengan adanya kedua perasaan itu.Kita mengenal Allah itu dengan melihat ada nya alam semesta dan isinya dan kita dapat merasakan nikmatnya dengan hidup kita,rezeki kita dan apa2 yang ada disekeliling kita yang dapat kita nikmati dengan panca indera kita.
Seluruh panca indera yang ada di diri kita mempunyai tugas khusus dalam menimbulkan perasaan rindu dan cinta itu bersamaan,mata,dengan melihat sekeliling kita yang indah dan megah membuatkita ingin berjumpa dengan Allah,telinga dapat mendengar kalimat2 Allah dibacakan dan suara azan berkumandang membuat suasana hati kita senang dan damai, hidung dapat mencium bau2 yang harum yang kita halal menciumnya semisal harum bunga2,lidah merasakan nikmatnya makanan dan bibir bisa mengeluarkan kata2 yang lemah lembut.
Semua itu kalau kita yakini dan kita sadari dengan suatu rasa syukur yang tiada habis2nya maka akan terus rindu dan cinta itu bertambah semakin hari semakin bertambah dengan semakin dekatnya kita Allah dengan amalan2 sholat dan amalan lain,seolah hijab itu terbuka.
Dapat di garis bawahi bahwa rindu dan cinta datangnya beriringan,dan tidak dapat di artikan begitu saja kecuali sebagai satu kecendrungan atau kesenangan terhadap sesuatu yang di ketahui dan dapat memberi kenikmatan,dalam tulisan ini yang di maksud adalah Allah,kita tahu Allah itu ada dan kita senang dengan perintah2 nya dan menikmati seluruh nikmat yang di turunkan.
Untuk itu dapatlah dikatakan hanya orang2 yang tidak mau pindah dari tingkat kebinatangan nya yang menolak keberadaan rindu dan cinta kepada Allah,sebab mereka tidak mau melampaui batas panca indranya.
Satu hal lagi yang perlu di pahami disamping panca indera yang bisa membuahakan rindu dan cinta tak kalah pentingnya adalah hati.Indera yang lima dimiliki baik oleh manusia maupun binatang.Dan apabila rindu dan cinta itu hanya sebatas panca indera maka akan timbul satu pertanyaan mungkinkan Allah swt dicintai ? sementara Allah tidak dapat di kenal lewat panca indera dan tidak juga dalam satu khayalan laksana seorang jejaka melihat kekasihnya lewat panca indera dan berkhayal di kala malam tiba.Karena manusia sebagai makluk yang sempurna di banding makhluk Allah lainnya dimana manusia di beri akal dan hati,maka mengenal Allah dengan akal dan hati jadi bukan sebatas panca indera.
Pandangan mata batin jauh lebih kuat dari mata lahir.Karena hati mempunyai kemampuan mengetahui jauh yang lebih besar dibandingkan mata yang ada.Keindahan bathin diperoleh dengan kekuatan akal yang jauh lebih mengesankan dibandingkan keindahan gambar atau lukisan yang di lihat oleh panca indera.Oleh karena itu nikmat yang di rasakan oleh hati inilah yang dapat menimbulkan rindu dan cinta yang kuat atas keagungan yang Maha Agung yang tidak mampu di capai oleh panca indera,dan kenikmatan hati ini jauh lebih memuncak dan cendrung naluri akal sehat kepada yang demikian itu lebih kuat.
Rindu dan cinta kepada Allah ini tidak meminta pamrih tapi kepasrahan diri kepada sang khaliq sebagai penguasa dari rindu dan cinta yang kita miliki itu,dari Allah perasaan itu datang dan sepantasnyalah kita lebih kan perasaan itu kepada Allah.
Allah mempunyai wujud yang tidak kita lihat tapi bisa kita rasakan,adanya alam karena adanya Allah dan rindu dan cinta itu datang karena ada wujud yang kita cintai dan kita rindui,dan kita mecintai dan merindui wujud itu bukan karena ada hal lain.
Sebagaimana kita sebagai hamba mecintai Allah dan Allah juga mencintai kita karena dalam firmanya surat al ma’idah ayat 54 yang isinya : Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu`min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.
Tidak ada salahnya sebagai hamba Allah cobalah menanamkan rasa cinta dan kerinduan kepada Allah sebab Allah juga mencintai kita sebagai hamba Nya.Dan banyak ayat2 dalam alquran yang menunjukkan dan menceritakan bagaimana ganjaran bagi orang yang mecintai dan merindui Allah lebih dari dirinya dan hartanya,dalam hadist nabi di sampaikan :Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah swt memberikan dunia kepada orang yang Dia cintai dan orang yang tidak Dia cintai,namun Dia tidak memberikan keimanan kecuali kepada orang yang dicintai. (riwayat al hakim)
Dan dalam alquran juag di jelaskan :” Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al_imran 31)
Sesungguhnyalah pada tiap2 diri orang mukmin sudah yang namanya rasa rindu dan cinta itu,tetapi rasa ini mungkin kadarnya tidaklah berlebihan,makanya marilah sama2 kita mencoba untuk ,lebih mengenal Allah hingga kita dapat mempunya rasa cinta dan kerinduan yang kuat untuk bertemu dengan Allah hingga serasa tanpa hijab lagi,dan hal ini insyaAllah bsia terjadi jika amalan2 yang kita lakukan lebih di tingkatkan.
Ya Alllah jadikanlah aku orang yang mencintaiMu dan aku mecintai orang yang juga mencintai Mu,dan segala sesuatu yang dapat mendekatkan cintaku kepada Mu,dan jadikanlah cintaku kepadaMu melebih air sejuk sekalipun.
___ aiqlb _____

Sumber ; Al mahabbah wa-al Syaq wa-l Uns wa al Ridha >> Imam Ghazali
Al-quran terjemahan
Berbagai sumber lain





selanjutnya...

Wednesday, November 21, 2007

Bismillahirahman nirahim
WANITA SUFI ITU BERNAMA RABI'ATUL ADAWIYAH

Rabiah adalah salah satu tokoh sufi wanita pada zamannya,beliau dilahirkan di kota Basrah tahun 95 hijriyah,dan putri ke 4 dari seorang lelaki bernama,Ismail Adawiyah.Beliau hidup dalam kemiskinan dan lingkungan yang serba kurang bahkan ketika Rabiah lahir lampu untuk menerangi saat kelahirannyapun tidak ada. Rabiah yang lahir dalam keadaan miskin tapi kaya akan iman dan peribadatan kepada Allah. Ayahnya hanya seorang yang bekerja mengangkut penumpang menyeberangi Sungai Dijlah dengan menggunakan sampan. Pada akhir kurun pertama Hijrah, keadaan hidup masyarakat Islam dalam pemerintahan Bani Umaiyah yang sebelumnya terkenal dengan ketaqwaan mulai berubah. Pergaulan semakin bebas dan orang ramai berlomba-lomba mencari kekayaan. Sebab itu kejahatan dan maksiat tersebar luas.
Pekerjaan menyanyi, menari dan berhibur semakin diagung-agungkan. Maka ketajaman iman mulai tumpul dan zaman hidup wara’ serta zuhud hampir lenyap sama sekali. Namun begitu, Allah telah memelihara sebahagian kaum Muslimin agar tidak terjerumus ke dalam fitnah tersebut. Pada masa itulah muncul satu gerakan baru yang dinamakan Tasawuf Islami yang dipimpin oleh Hasan al-Bashri. Pengikutnya terdiri daripada lelaki dan wanita. Mereka menghabiskan waktu dan tenaga untuk mendidik jiwa dan rohani mengatasi segala tuntutan hawa nafu demi mendekatkan diri kepada Allah sebagai hamba yang benar-benar taat. Ayahanda Rabi’ah merupakan hamba yang sangat taat dan taqwa,hidup jauh dari kemewahan dunia dan tidak pernah berhenti bersyukur kepada Allah. Beliau mendidik anak perempuannya menjadi muslimah yang berjiwa bersih. Pendidikan yang diberikannya bersumberkan al-Quran semata-mata. Natijahnya Rabi’ah sendiri begitu gemar membaca dan menghayati isi al-Quran sehigga berhasil menghafal kandungan al-Quran.

Sejak kecil Rabi’ah sudah berjiwa halus, mempunyai keyakinan yang tinggi serta keimanan yang mendalam. Memasuki masa kedewasaannya, kehidupannya menjadi serba sempit,dan semakin sulit setelah beliau ditinggal ayah dan ibunya,dipanggil Allah. Dan ujian2 lain yang menguji keteguhan imannya,sampai dia sanggup,untuk menjadi
hamba sahaya dari seorang kaya raya pada zaman itu,dan ini terjadi karena penderitaan kemiskinan yang dideritanya.Cobaan demi cobaan dilalui Rabiah dalam menjalani hidupnya yang sarat akan penderitaan dan karena beliau pinter memainkan alat musik,maka majikannya semakin menjadikannya sumber mencari uang dengan keahlian yang dimiliki Rabiah.
Dalam keadaan hidup yang keras dan serba terkekang sebagai hamba sahaya,membuat Rabiah mendekatkan diri kepada Allah,dan selalu menyempatkan waktunya yang luang untuk terus bermohon kepada Allah,baik pagi maupun petang,malam dan siang. Amalannya tidak hanya sebatas berdoa saja tapi sepanjang hari dan sepanjang ada waktu dia senantiasa selalu berzikir dan berdoa,dan selalu melaksanakan amalan2 sunat lainnya dan saat melakukan sholat sepanjangn sholat airmatanya selalu membasahi sajadahnya,air mata kerinduan kepada Allah sang Khaliq yang di rinduinya.Ada riwayat yang mengatakan beliau telah terjebak dalam dunia maksiat. Namun dengan limpah hidayah Allah, dengan dasar keimanan yang kuat dan belum padam di hatinya, dia dipermudahkan oleh Allah untuk kembali bertaubat. Saat2 taubat inilah yang mungkin dapat menyadarkan serta mendorong hati bagaimana merasai cara berkomunikasi yang baik antara seorang hamba rabiah dengan sang Khaliq Allah swt dan selayaknya seorang hamba bergantung harapan kepada belas ihsan Rabbnya.
Kecintaan Rabiah kepada Allah mengalahkan hidup dan kecintaannya kepada dunia dan isinya,hari2 nya habis untuk berkomunikasi dengan Allah betapa dia merasa dirinya adalah milik Allah hingga ada beberapa pemuda ingin melamarnya di tolaknya dengan halus.
Beliau selalu berbicara dengan Allah seolah2 dekat sekali dengan Allah dengan bahasa2 yang indah dah doa2 yang sangat menusuk hati dan kata pujian seperti layaknya kerinduan seseorang kepada kekasih hatinya.Salah satu kata2 Rabiah ketika ber munajat sambil air matanya mengalir.

Kekasihku tiada menyamai kekasih lain biar bagaimanapun, Tiada selain Dia di dalam hatiku mempunyai tempat manapun, Kekasihku ghaib daripada penglihatanku dan peribadiku sekalipun, Akan tetapi Dia tidak pernah ghaib di dalam hatiku walau sedetik pun.”
Ya Tuhanku!
Tenggelamkanlah aku di dalam kecintaan-Mu
supaya tiada suatupun yang dapat
memalingkan aku daripada-Mu.”
Rabiah banyak menolak lamaran yang datang kepada nya
dengan inilah alasannya: “Perkawinan itu memang perlu bagi siapa yang mempunyai pilihan. Adapun aku tiada mempunyai pilihan untuk diriku. Aku adalah milik Tuhanku dan di bawah perintah-Nya. Aku tidak mempunyai apa-apa pun.” Rabi’ah seolah-olah tidak mengenali yang lain daripada Allah. Oleh itu dia terus-menerus mencintai Allah semata- mata. Dia tidak mempunyai tujuan lain kecuali untuk mencapai keridhaan Allah. Rabi’ah telah mematikan akalnya, pemikirannya dan perasaannya hanya kepada akhirat semata-mata.
Selam 30 tahun selalu doa ini yang senantiasa di ulang2 ketiak dalam sholatnya “Ya Tuhanku!
Tenggelamkanlah aku di dalam kecintaan-Mu
supaya tiada suatupun yang dapat
memalingkan aku daripada-Mu.”
Antara syairnya yang masyhur berbunyi:
“Kekasihku tiada menyamai kekasih lain biar bagaimanapun, Tiada selain Dia di dalam hatiku mempunyai tempat manapun, Kekasihku ghaib daripada penglihatanku dan peribadiku sekalipun, Akan tetapi Dia tidak pernah ghaib di dalam hatiku walau sedetik pun.”
Rabi’ah sangat luar biasa di dalam mencintai Allah. Dia menjadikan kecintaan pada Ilahi itu sebagai satu cara untuk membersihkan hati dan jiwa. Dia memulaikan pemahamannya tentang sufinya dengan menanamkan rasa takut dari murka Allah seperti yang pernah ungkapkannya dalam doa2nya
“Wahai Tuhanku!
Apakah Engkau akan membakar
dengan api hati yang mencintai-Mu
dan lisan yang menyebut- Mu dan
hamba yang takut kepada-Mu?”
Kecintaan Rabi’ah kepada Allah bukan karena pengharapan untuk beroleh syurga Allah semata-mata,tapi sudah menjadi kewajiban baginya
“Jika aku menyembah-Mu kerana takut daripada api neraka-Mu maka bakarlah aku di dalamnya! Dan jika aku menyembah-Mu kerana mengharap syurgaMu maka jauhkan aku dari syurgaMu ! Tetapi jika aku menyembah- Mu kerana kecintaanku kepada-Mu maka berikanlah aku balasan yang besar, berilah aku melihat wajah-Mu yang Maha Besar dan Maha Mulia itu.”
Begitulah keadaan kehidupan Rabi’ah yang ditakdirkan Allah untuk diuji dengan keimanan serta kecintaan kepada- Nya. Rabi’ah meninggal dunia pada 135 Hijrah yaitu ketika usianya menjangkau 80 tahun. Moga-moga Allah meridhanya, amin.
Untuk itu mari kita merenung adakah kita sadar akan sebuah hakikat yang ada di sebut dalam surat al Imran ayat 142” Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk syurga padahal belum nyata bagi Allah orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang yang sabar.”

Bagaimana perasaan kita apabila orang yang kita kasihi menyinggung perasaan kita? Adakah kita terus berkecil hati dan meletakkan kesalahan kepada orang tesrbut? Tidakkah terpikir oleh kita untu merasakan dalam hati dan berdoa“Ya Allah! Ampunilah aku. Sesungguhnya hanya Engkau yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hanya kasih-Mu yang abadi dan hanya hidup di sisi-Mu saja yang kekal. Selamatkanlah aku dari tipu daya yang mengasyikkan.”
Sesungguhnya hendaklah kecintaan kepada Allah benar2 dapat kita tanamkan kepada diri kita bukan hanya sekedar sholat dan puasa atau ibadah ritual lainnya tapi yakin kan diri semakin kita mengenal Allah dengan dekat maka semakin ingin kita bertemu dan akan ada kerinduan untuk bertemu sang Khaliq.

KUTIPAN :
Dari berbagai sumber.
Kisah perjalanan tokoh sufi terkemuka> Labib M

selanjutnya...

Supported by : cenary.com