AINA QALBYNA BLOG
Allah memberikan kehidupan kepada kita sebagai makhluq sempurna,punya akal....dan kehidupan yang indah
....jalani dengan ikhlas dan siap menerima apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT....amin
Perjalanan panjang hidup seorang anak manusia sulit untuk di tebak oleh yang namanya manusia itu sendiri,
umur,rezeki,pertemuan,juga maut.
Semua ada yang mengatur,tiap sedetik desah nafas yang kita hirup ada yang mengatur yaitu Allah SWT.
------------------------------
IslamDotNet | Links | Teman-teman | Siapakah aku?

Saturday, December 03, 2005

Bismillahirahman nirahim
lanjutan

Mengungkap Hidup Setelah Mati
[Lanjutan mengungkap Kiamat]
Sebelum anda meneruskan bacaan anda ini saya ingatkan kepada anda yang Muslim namun tidak terbiasa dengan gaya penjabaran ayat-ayat Qur'an secara ilmiah untuk segera memalingkan situs anda dari sini karena dalam penulisan ini anda nantinya akan dibuat terkejut dengan beberapa analisa dan pentafsiran saya terhadap Kitabullah AlQur'an Al-Karim dan Hadist Rasulullah Muhammad Saw yang bukan suatu hal mustahil anda dapat terjerumus dalam pemahaman yang keliru sehingga menggoyahkan akidah dan keimanan anda sekaligus mengadakan fitnahan terhadap diri saya.
Pada bagian yang lalu kita sudah membicarakan perihal kejadian kiamat yang data-datanya kita ambil dari dalam Qur'an suci dan kita hubungkan pula dengan fenomena alamiah serta kajian Science Modern yang mana pada pembahasan tersebut kita asumsikan bahwa komet adalah sebagai penyebab dari Sa'ah tersebut.
Sekarang kita akan mencoba mengupas apa dan bagaimana kelanjutan setelah Sa'ah itu terjadi serta apa yang dimaksud dengan tiupan sangkakala kedua yang menjadi pertanda untuk kebangkitan manusia seperti yang digambarkan oleh Kitabullah.
Demi yang terbang dalam keadaan bebas,Yang membawa beban berat Yang bergerak dengan mudahnya Dan membagi-bagi urusan;Bahwasanya yang dijanjikan itu adalah benar. (QS. 51:1-5)Diwaktu kedatangan komet membentur tatasurya ini, semua Ionosfir yang melingkupi planet-planet dan bumi akan bergabung dengan komet tersebut dan tinggallah lagi Atmosfir bagaikan telanjang hingga pandangan mata manusia yang hidup kembali nantinya akan dapat melihat semua benda angkasa lainnya tanpa penghalang seperti keadaannya kini yang terhalang dan dihiasi oleh lapisan itu.
Setelah kedelapan komet besar itu selesai membentur dan menyeret semua bintang berupa ekornya [sesuai dengan ayat 51:4 diatas], berlaku dengan ketentuan Allah, maka kosonglah semesta raya ini dari bintang-bintang yang begemerlapan dan komet-komet itu terus melayang dengan kecepatan yang lebih tinggi tanpa penghalang.
Dalam hal ini kita perlu kita kemukakan bahwa komet itu terdiri dari Neutron yang memiliki sifat untuk bergabung. Sifat ini bagaikan daya penarik bagi setiap komet untuk saling bertemu satu sama lainnya.
Selama ini usaha bergabung itu tidak mungkin terlaksana karena senantiasa dihalangi oleh bintang-bintang yang membelokkan arah gerak komet itu beberapa derajat. Namun nanti setelah tiada bintang lagi diangkasa raya yang menghalangi gerak layangnya langsunglah kedelapan komet besar yang terbang dengan cepat ini membuat belokan melengkung yang amat besar untuk bergabung menjadi satu.
Masing-masing komet akhirnya menuju kearah satu titik pertemuan masing-masingnya diikuti oleh jutaan tatasurya. Pada titik tersebut berantukanlah semua komet itu secara tepat, inilah ledakan terbesar dalam sejarah semesta raya yang amat luas.
Jika sebelumnya benturan komet terhadap tatasurya kita yang umum disebut dengan dentuman atau terompet pertama sudah segitu dahsyatnya dengan kronologi bertabrakannya komet besar dengan ke-10 planet yang mengorbit sistem matahari kita lengkap dengan bulan-bulannya masing-masing dan Asteroids/Meteorites yang ada serta matahari yang menyebabkan kematian seluruh makhluk hidup, maka alangkah dahsyatnya pada hari benturan kedelapan komet besar yang diikuti oleh jutaan tatasurya [termasuk tatasurya kita] yang dikenal dengan sebutan terompet kedua yang sekaligus juga sebagai satu tanda kebangkitan manusia dari matinya untuk mendapatkan perhitungan dari Allah atas segala perbuatannya selama mereka hidup.
Yaitu hari yang mereka mendengar ledakan besar secara logis, itulah hari kebangkitan. Bahwa Kamilah yang menghidupkan dan Kamilah yang mematikan dan kepada Kamilah tempat kembali. (QS. 50:42-43)
Dan ditiupkan sangkakala lalu mati apa-apa yang ada dilangit dan apa-apa yang ada dibumi kecuali apa saja yang dikehendaki oleh Allah, kemudian akan ditiupkan padanya [sekali lagi] maka tiba-tiba mereka bangkit [dari mati dan] menunggu [pengadilan Tuhan atas mereka]. (QS. 39:68)Demikian AlQur'an memberikan keterangan mengenai tugas sangkakala yang mengeluarkan teriakan kuat [dan kita analogikan sebagai benturan dahsyat 8 komet dengan jutaan tatasurya sebagai masing-masing ekornya] secara kronologi ditinjau sudut ilmiah bahwa nantinya akan berlaku kejadiannya pada tatasurya kita dengan akibat mematikan untuk selanjutnya ke-8 komet besar itu saling berbenturan satu sama lain pada titik pertemuan yang ditentukan Allah.
Setelah 8 rombongan komet yang membawa seluruh bintang diangkasa, berbenturan sesamanya yang dikenal dengan terompet kedua, maka ke-8 komet tadi langsung bergabung menyatukan diri kemudian membentuk dirinya bagaikan bola yang maha besar melingkupi daerah semesta raya ini, sementara itu semua bintang yang terseret jadi terkepung dalam lingkungan besar sebagai besarnya daerah semesta raya sekarang ini.
Masing-masing bintang walaupun berantukan sesamanya tersebab arah layang yang bertentangan dengan gerak begitu cepat namun Rawasia Regular yang dimilikinya masih sangat berpengaruh untuk saling bertolakan. Ingat, bahwa Rawasia bintang bersistemkan Regular dan Rawasia yang sama dengannya akan saling menolak satu sama lain.
Mulai dari waktu benturan, semua bintang mengambil posisi masing-masing dipaksa oleh Rawasia yang dimilikinya dan kesempatan itulah yang dipakai oleh 8 komet yang menjadi satu tadi untuk menghindarkan diri sebagai kulit bola besar dan menempatkan semua bintang itu dalam lingkungannya.
Lantas akan timbul pertanyaan: Bagaimana pula dengan planet-planet yang mulanya mengorbit keliling bintang namun kemudian dempet melekat pada bintang itu sewaktu terjadi Sa'ah ?
Diwaktu benturan hebat yang kedua kali ini, semua planet yang terseret dan tetap utuh kebetulan melekat dempet pada bintang itu jadi tergoncang hebat dan dahsyat sehingga melepaskan setiap planet yang melekat dempet tadi kemudian langsung mengadakan orbit keliling bintang itu dalam garis edarnya yang baru, termasuk planet bumi ini yang otomatis permukaannya sudah berubah sesuai dengan firman Allah dibawah ini.
Hari dimana bumi diganti dengan bumi yang lain [dalam rupanya] begitu pula planet-planet, dan mereka semuanya tunduk kepada Allah yang Esa dan Perkasa. (QS. 14:48)
Dan sebagai akhir dari kejadian Sa'ah tersebut .... maka kehidupan tatasurya bermula kembali.Itulah dia akhirnya alam Akhirat yang dijanjikan !
Alam kehidupan baru bagi makhluk-makhluk Tuhan yang sudah mati akan dibangkitkan hidup kembali untuk mempertanggung jawabkan perbuatan mereka selama hidupnya dahulu.
Rasulullah Muhammad Saw menggambarkan keadaan pada hari kebangkitan tersebut dalam dua hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang tercantum dalam kitab "Terjemah Hadist Shahih Muslim" karangan Fachruddin HS. Jilid I terbitan Bulan Bintang Jakarta 1981 hal 260 dan 285.
Dari Sahal bin Sa'ad ra. katanya: Rasulullah Saw bersabda: "Dikumpulkan manusia pada hari kiamat di Bumi yang putih kemerah-merahan bagai dataran yang bersih, tidak ada tanda-tanda penunjuk untuk siapapun".
Dari Mikdad bin Aswad ra. katanya:Rasulullah Saw bersabda: "Didekatkan matahari kepada manusia dihari kiamat sehingga jarak matahari dari mereka sekira satu mil. Manusia digenangi keringat menurut ukuran amal mereka..." Begitulah satu keterangan yang cukup jelas bagi kita untuk menggambarkan keadaan bumi dan sistem matahari yang telah mengalami Sa'ah dengan orbit dan keadaan lain yang juga berubah total [sebagaimana pada Hadist yang pertama dikatakan bahwa bumi berwarna putih kemerah-merahan akibat penyatuannya semula dengan matahari pada waktu Sa'ah dan menguapkan/menghanguskan semua benda hingga tidak ditemukan tanda-tanda apapun sebagai penunjuk sementara jarak orbit matahari kala itu teramat dekat dengan bumi dan sebagai perwujudan dari apa yang selama ini dikenal orang dengan nama Padang Mahsyar].
Jika sekarang ini bumi kita diliputi oleh Atmosfir yang dalam AlQur'an, Atmosfir disebut sebagai Barkah [sesuatu yang melindungi sekaligus sebagai rahmat Allah] dengan lautan yang menggenangi hampir separuh daratan bumi, maka setelah Sa'ah tersebut, bumi menjadi telanjang dari Ionosfir sehingga pandangan mata dapat memandang lepas keseluruh penjuru langit dan air laut menjadi menguap menimbulkan bentuk-bentuk daratan baru dipermukaannya yang keadaannya tidak dapat diramalkan orang bagaimana bentuknya saat itu.
Coba anda perhatikan ayat-ayat Tuhan berikut ini :
Maka ketika bintang-bintang dilenyapkan [dari pandangan mata karena diseret komet] Dan apabila atmosfir telah dibuka dan gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu [yaitu meleleh karena jatuh dempet pada matahari]. (QS. 77:8-10) Pada prinsipnya, tempat hidup di Akhirat nanti adalah tempat hidup didunia ini juga yang sudah mengalami perombakan sedemikian rupa pada saat Sa'ah, sebab dimana lagi tempat lain yang mungkin didiami dalam semesta raya Tuhan kalau tidak dipermukaan salah satu planet ? Bukankah Tuhan pula menyatakan bahwa dibumi ini juga manusia akan dibangkitkan nantinya ?
Dia berfirman: "Di sana engkau hidup dan disana pula engkau akan mati, dan dari sana pula engkau akan dibangkitkan. (QS. 7:25)
Dan tidakkah manusia pikirkan bahwa Kami jadikan ia dari setitik Nutfah tetapi tiba-tiba ia jadi pembantah yang nyata, dan dia mengadakan perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang hancur luluh ?" Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala ciptaan." (QS. 36:77-79)
Jika kamu ragu tentang kebangkitan nanti, maka sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari tanah [Turab], kemudian dari setetes mani [Nutfah], kemudian dari segumpal darah ['Alaqah], kemudian dari segumpal daging [Mudgah] yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepadamu.
Dan Kami tetapkan dalam rahim [ibumu] apa yang Kami kehendaki sampai waktu tertentu, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian kamu sampai pada kedewasaanmu, dan diantara kamu ada yang diwafatkan [sebelumnya] dan diantara kamu ada yang dipanjangkan umurnya sampai pikun agar dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. (QS. 22:5)
Pada hari kebangkitan itu, hari dimana setiap diri dihidupkan kembali nanti terdapatlah dua macam bentuk manusia yang memperlihatkan perbedaan yang menyolok ditentukan oleh perbedaan beriman dan kafirnya.
Pada hari yang akan ada muka yang putih berseri dan ada pula yang bermuka hitam muram. Kepada orang-orang yang hitam muram mukanya akan ditanyakan: "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman karenanya rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah. (QS. 3:106-107)
Dan ditiup sangkalala, maka secara cepat mereka keluar dari kuburnya bersegera kepada Tuhan mereka dan berkata :"Aduhai, celakalah kami ! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat istirahat kami ?" Inilah apa yang dijanjikan Yang Maha Pemurah dan benarlah [sabda] para Rasul. (QS. 36:51-52)
Pemandangan dan pendengaran manusia dihari itu sangat tajam, jika sekarang ini manusia hidup dalam alam tiga dimensi dimana panca indera memiliki keterbatasan tertentu dalam pencapaiannya maka diakhirat kelak manusia akan hidup dalam alam 4 dimensi dimana penglihatan dan pendengaran tak terhalang dan tak dibatasi oleh ukuran tertentu dalam lingkungannya malah mereka akan melihat serta mendengar sesuatu pada gelombang yang sudah lama menggelombang keangkasa luas yang kemudian kembali memantul kepada panca indera mereka.
Keadaan seperti itu akan menakutkan manusia yang selalu berbuat dosa selama hidup sebelumnya, pada hari itu juga dia dapat kembali melihat rekaman kehidupannya yang pada hakekatnya adalah Neutron yang senantiasa merekam segala gerak gerik yang berlaku dalam hidup satu diri kemudian dia mengapung keangkasa sebagai anti partikel waktu dimana fungsi rekamannya berhenti karena tiada lagi yang direkamnya.
Para ahli sependapat bahwa masa lalu tidak hilang begitu saja tapi ia berpindah kewujud lainnya dan mengambang diangkasa yang beberapa diantaranya dapat dilihat oleh orang-orang tertentu yang memiliki ketajaman indra ke-6 untuk melihat kejadian masa lalu yang pada intinya adalah mengadakan persesuaian frekwensi pikirannya kearah frekwensi rekaman yang ada, tinggal lagi sampai sejauh mana frekwensi manusia tersebut dapat melihat secara luas dan jauh rekaman yang dia inginkan yang tentu juga akan mengeluarkan banyak tenaga.
Sesungguhnya engkau berada dalam keadaan lalai tentang hari Akhir ini, maka Kami angkatkan darimu tutupan pancaindera [yang menutupimu sebelumnya], maka penglihatanmu pada hari ini sangat tajam. (QS. 50:22)
Diberitakan kepada manusia pada hari itu apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu akan melihat riwayat dirinya sendiri. (QS. 75:13-14)
Awaslah, karena sesungguhnya tulisan untuk orang-orang yang pembangkang itu ada dalam Sijjin.Dan sudahkah engkau tahu apa Sijjin itu ? Yaitu Kitab Rekaman (QS. 83:7-9)
Ingatlah, bahwa tulisan orang-orang baik itu ada dalam 'Illiyyin.Tahukah engkau apakah 'Illyyin itu ?Yaitu Kitab Rekaman (QS. 83:18-20)
Dalam ayat yang lain Allah juga menerangkan dengan cukup jelas perihal Kitab catatan Raqid 'Atid itu sebagai Mar'a yang dikeluarkan dari setiap benda.
Jagalah kesucian nama Tuhanmu Yang Maha tinggi. Yang telah menjadikan dan menyempurnakan.Dan yang telah menentukan serta menunjuki.Yang mengeluarkan Mar'a [berkas-berkas kehidupan]Lalu menjadikannya dalam keadaan mengapung dan berisikan catatan [gusaan ahwa] Kelak akan Kami beberkan padamu. (QS. 87:1-6)
Sekarang kita tinggalkan pembahasan bagaimana kiranya Allah akan mengadili setiap makhluk berdasarkan Mar'a atau catatan hidupnya sendiri dengan penuh sifat keRahmanan dan keRahiman-Nya, namun satu hal yang pasti, Allah adalah hakim sebaik-baiknya yang akan mengadili segala sesuatu dengan segala ketentuan-Nya dan akan membalasi semua kebaikan dan kejahatan.
Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya. (QS. 10:109)
Kami adakan neraca-neraca yang adil pada hari kiamat, lantaran itu, sesuatu jiwa tidak akan teraniaya sedikitpun. Karenanya, meski amalannya hanya seberat biji khardal [sawi] pasti akan kami balasi. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan. (QS. 21:47)
Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak akan mendapatkan balasan lain kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan. (QS. 36:54)
Sekarang, mari kita mulai membahas dimanakah letak syurga dan neraka itu nantinya ?Setelah kejadian Sa'ah, manusia dibangkitkan kembali dari bumi ini yang sudah mengalami stelsel baru, dibumi ini juga manusia akan diadili oleh Allah berdasarkan catatan hidup manusia tersebut nantinya, lalu setelah selesai pengadilan tersebut, kemanakah manusia yang kafir akan pergi keneraka dan kemana pula manusia yang beriman akan menuju kesyurganya ?
Satu hal, bahwa manusia dijadikan dengan tubuh yang konkrit baik itu sekarang maupun pada saat hari kebangkitan dan tubuh yang konkret inilah yang kelak akan merasakan manisnya Iman atau pedihnya azab neraka. Tak mungkin manusia yang konkrit akan ditempatkan dalam neraka yang abstrak.
Neraka itu bahasa Indonesia terambil dari bahasa Qur'an artinya Api menyala yang sangat besar.Api besar mana disemesta raya ini yang mungkin ditempati oleh jutaan milyar manusia kafir lengkap dengan segala Iblis dan para pengikutnya ?
Mari perhatikan firman Allah dibawah ini :
Adapun orang-orang yang celaka itu berada dalam neraka, untuk mereka dalamnya suara gemuruh dan ketakutan. Mereka kekal di dalamnya selama ada planet-planet dan bumi, kecuali jika Tuhanmu berkehendak untuk apa yang Dia ingini. (QS. 11:106-107)
Pada ayat diatas ada disebutkan bahwa neraka itu akan tetap ada selama adanya planet-planet yang mengorbit dan juga bumi. Apakah maksudnya ?
Tidak lain bahwa neraka itu sebenarnya adalah sistem matahari kita ini yang wujudnya tentu saja sudah diperbaharui pada saat Sa'ah sebelumnya dan malah ukurannya mungkin lebih besar dari yang ada sekarang karena dia sudah akan mendapatkan banyak "tamu" yang terdiri dari planet-planet dan bulan yang luluh kedalam gravitasinya pada waktu dempet kematahari pada hari Sa'ah.
Mari pula kita melihat apa yang dikabarkan oleh Nabi Musa kepada kaumnya tentang Neraka itu:
"Hai kaumku, bagaimana kamu ini, aku menyeru kamu kepada keselamatan tetapi kamu menyeru aku ke neraka ? Kamu mengajakku untuk kufur kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui sedangkan aku mengajak kamu kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Sebenarnya apa yang kamu serukan padaku tidak mempunyai hak apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan tempat kita kembali hanyalah kepada Allah sementara orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.
Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepadamu. Dan aku serahkan urusanku kepada Allah karena sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya". Maka Allah menyelamatkan dia dari kejahatan yang mereka atur dan telah pastilah azab yang jahat kepada golongan Fir'aun.
Kepada mereka dinampakkan Neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Sa'ah itu akan dikatakan kepada malaikat : "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya kedalam azab yang sangat keras". (QS. 40:41-46)
Mari tinjau apa maksud ayat terakhir diatas (46) bahwa pada pagi dan petang akan diperlihatkan Neraka kepada mereka sedangkan waktu itu belumlah terjadi Sa'ah, yaitu pada hari mereka semuanya masih hidup [perhatikan hubungannya dengan ayat sebelumnya], tentulah sudah jelas bahwa matahari inilah yang dimaksudkan Neraka oleh Allah yang mereka lihat terbitnya setiap pagi dan petang.
Walaupun setiap hari Fir'aun melihat matahari tetapi dia tidak mengetahui bencana yang mungkin ditimbulkan oleh Api besar itu. Namun pada akhirnya sebagai penyebab kematiannya, Fir'aun dikaramkan oleh pembesaran radiasi matahari yang menimbulkan gelombang pasang di Lautan Hindia hingga Laut Merah bagian utara mengalir keselatan kemudian mengalir lagi keutara sembari menenggelamkan tentara Fir'aun yang mengikuti kaum Musa dari belakang sebagai salah satu mukjizat dan pertolongan Allah bagi Nabi Musa as.
Pada ayat suci yang lain ada juga dijelaskan betapa fungsi matahari sebagai salah satu bintang sekaligus salah satu Neraka yang diancamkan terhadap syaithan sesuatu siksaan yang perih dan membakar.
Ingat, dalam semesta raya yang dikenal dengan nama 'Arsy Allah ini terdapat jutaan bintang-bintang yang terdiri dari jutaan tatasurya dengan sistem mataharinya sendiri dan dengan planet-planet yang mengorbit padanya yang masih menurut Qur'an pun terdapat planet yang berkeadaan sama seperti bumi yang juga terdapat makhluk hidup. Dalam Qur'an ada disinggung pula bahwa syaithan itu terdiri dari 2 jenis, yaitu jenis manusia dan jenis Jin, Neraka pun dikenal ada beberapa tingkatan yang kesemuanya itu mengacu pada banyaknya sistem matahari yang ada.
Dan sungguh Kami hiasi angkasa dunia ini dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu ancaman bagi syaithan dan Kami sediakan bagi mereka siksaan yang perih. (QS.67:5)
Dan sesuai dengan Qur'an, maka siapapun yang kafir terhadap Allah dan sudah masuk dalam matahari alias Neraka itu tiada akan dapat keluar lagi karena ia berlaku sebagai satu siksaan yang kekal dan berkaitan dengan ayat 11:106 dan 107 yang sudah kita bahas diatas. Barang siapa yang mencoba keluar dari sana maka sudah ada penjaga-penjaga yang terdiri dari para malaikat Allah merujuk pada ayat 66:6.
Lalu jika Neraka adalah matahari, mana pula yang disebut dengan Syurga itu ?Sebelumnya kita harus ingat lagi bahwa hidup di Akhirat nanti adalah hidup konkrit sebagaimana keadaan hidup sekarang ini hanya saja nantinya lebih sempurna, abadi dan tiada mengenal dosa dan semacamnya sebagaimana sekarang ini, sesuai pula dengan beberapa ayat Qur'an dan Hadist Rasulullah Muhammad Saw berikut :
Adapun orang-orang yang dibahagiakan itu berada dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama masih ada planet-planet dan bumi, kecuali apa yang dikehendaki Allah. (QS. 11:108)
Dari Abu Hurairah ra. katanya :Rasulullah Saw bersabda: 'Sesungguhnya kamu tetap sehat dan tidak akan sakit untuk selama-lamanya. Sesungguhnya kamu tetap hidup dan tidak akan mati untuk selamanya. Sungguh kamu tetap muda dan tidak akan tua untuk selamanya. Sungguh kamu tetap senang dan tidak akan susah untuk selamanya. Itulah yang dimaksudkan dengan firman Allah : "Dan mereka diseru bahwa itulah surga yang dipusakakan kepada kamu disebabkan apa yang pernah kamu kerjakan". (QS. 7:43)(Hadist Riwayat Imam Muslim)
Sebagaimana Neraka, maka syurga itupun tentulah konkret dan ada dalam kawasan semesta Tuhan sebagaimana yang diterangkan pada ayat 11:108 diatas. Kesimpulannya ialah syurga yang dijanjikan itu adalah permukaan planet-planet yang telah dibaguskan sedemikian rupa oleh Allah pada hari Sa'ah. Itulah sebabnya kenapa Qur'an memakai istilah "Jannah" yang selain berartikan kebun, juga berartikan Syurga dengan bentuk pluralnya "Jannaat" yaitu sorga-sorga yang berartikan planet-planet.
Seperti yang sudah kita bahas dalam artikel
Mengungkap Kiamat bahwa bulan akan menjadi tiada karena sudah hancur bergabung dengan matahari pada kejadian Sa'ah sehingga terciptalah siang-siang dalam setiap tatasurya yang masing-masing memiliki matahari/Neraka yang diorbit oleh planet-planet dalam jarak orbitnya yang baru.
Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh itu, Kami tempatkan mereka dari syurga itu selaku tempat tinggi yang bergerak siang-siang dibawahnya, mereka kekal didalamnya. (QS. 29:58)
Akan tetapi orang-orang yang muttaqien padaTuhannya, untuk mereka tempat tinggi yang di atasnya ada tempat tinggi lagi selaku bangunan yang bergerak di bawahnya siang-siang sebagai janji Allah dan Allah tidak akan merubah janji tersebut. (QS. 39:20)
Mereka dan istrinya berada pada zilaal (planet yang melakukan transit) diatas singgasana bersenang-senang. (QS. 36:56)
Dalam syurga itu mereka bersenang-senang diatas [planet sebagai] singgasana ['Arsy Tuhan], tidaklah mereka melihat matahari [dari dalamnya] dan tidak pula panas terik. (QS. 76:13)
Arti Anhaar bukanlah "sungai-sungai" sebagaimana yang ditafsirkan orang selama ini untuk menunjukkan keadaan dalam syurga, kata Anhaar selalu diiringi dengan istilah "dibawahnya" selain itu kata Anhaar sebagai jamak atau plural dari Nahaar yang berarti "siang" seperti Layaal jamak dari Lailu yang berarti "malam" sehingga kata Anhaar berarti "siang-siang". Namun memang dalam beberapa ayat Qur'an yang lainnya, kata Anhaar dapat berarti "sungai-sungai" sebagai jamak dari Nahru, dan disinilah kita harus pandai memilah mana yang harus ditafsirkan siang dan mana yang harus ditafsirkan dengan sungai. Untuk penafsiran "sungai" itu umumnya diiringi istilah "padanya", sebagai contoh :
Perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada para Muttaqien adalah *Padanya ada Anhaar* dari air yang tak membusuk dan *Anhaar* dari susu yang tidak berubah rasanya..." (QS. 47:15)
Jadi letak syurga itu sendiri adalah beberapa bagian planet yang sudah diperbaharui yang tetap mengorbit matahari dengan orbit lintasan yang baru pula yang memiliki keadaan tanah yang sangat subur sesuai dengan sifat Jannah yang berarti kebun yang mana dalam hal ini syurga tersebut adalah laksana planet yang berada dalam jalur lintasan Neptunus atau malah juga Pluto pada saat ini, sebab mereka adalah planet-planet yang memiliki jarak terjauh dari matahari sehingga maksud ayat 76:13 dapat terpenuhi.
Dan memang jika syurga itu adalah berada dalam jalur lintasan Neptunus atau Pluto, maka syahlah pendapat yang mengatakan bahwa siang-siang bergerak dibawahnya, yaitu dibawah orbit mereka. Dalam ayat Qur'an yang lain pula dinyatakan bahwa adanya penduduk syurga yang melewati Neraka dan berseru kepada mereka. Selain itu, digambarkan pula bahwa penduduk syurga akan mendapatkan beberapa makanan yang kesemuanya menyerupai makanan yang bisa kita temui saat ini.
Dan penghuni surga menyeru penghuni neraka: "Sungguh, telah kami dapati kebenaran sebagai apa yang dulu dijanjikan Tuhan kepada kami. Maka apakah kamu pun telah mendapati apa yang sudah dijanjikan Tuhan kepada kalian ?". Mereka menjawab: "Benar !". (QS. 7:44)
Dan ketika mereka memandang kepada penduduk Neraka, mereka berkata: "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama dengan orang-orang yang zalim itu". (QS. 7:47)
Dan gembirakanlah orang-orang beriman dan beramal shaleh itu, bahwa bagi mereka ada surga-surga [planet-planet] yang bergerak siang-siang dibawahnya. Setiapkali mereka diberi buah-buahan dari syruga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kita dahulu".Padahal yang diberikan pada mereka itu adalah yang disamarkan, dan bagi mereka ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalam syurga tersebut.
Sungguh Allah tiada segan membuat perumpamaan apa saja, nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu didapati beberapa banyak orang yang tersesat tapi dengan perumpamaan itu pula beberapa banyak orang yang mendapatkan petunjuk. Dan tidak akan tersesat dengannya melainkan orang-orang yang fasik. (QS. 2:25-26)Lalu bagaimana cara manusia untuk sampai ke syurga yang berupa planet yang tinggi dan bertingkat-tingkat sesuai dengan garis orbit atau edarannya pada matahari/Neraka itu ? Dan bagaimana pula cara manusia kafir itu berjalan menuju matahari ?
Dan mereka yang taqwa kepada Tuhannya dihimpun ke syurga berombongan hingga ketika mereka sampai kesana, dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah para penjaganya: Keselamatan atas kamu, kamu merasakan kebaikan, maka masukilah dia sebagai orang-orang yang kekal." (QS. 39:73)
Dan planet-planet (zilaal = yang melakukan transit) jadi dekat atas mereka dan diharmoniskan pencapaiannya seharmonisnya. Lalu diputarkan diatas mereka sesuatu yang naik cepat dari perak (warna putih) dan piala-piala yang mengkilap, yaitu benda mengkilap dari perak yang Dia tentukan dengan ketentuan. (QS. 76:14-16)
Sampai disini kita sudah berbicara masalah sesuatu yang terbang cepat diatas manusia yang berwarna putih mengkilap dibuat dari perak laksana berbentuk piala [panjang mungkin seperti cerutu] yang akan mencapai planet-planet syurga secara berombongan yang letaknya dekat [karena cepatnya lesatan benda tsb maka dianggap tempat tujuan adalah dekat] sehingga dikatakan pula seharmonis mungkin.
Nah ... disini untuk yang keranjingan UFO tampaknya sudah memiliki pandangan tersendiri kira-kira bagaimana bentuk dan kecepatan pengangkut Jemaah Syurga ini berlandaskan ayat 76:16)
Pertanyaan selanjutnya, dapatkah penduduk syurga yang satu berkunjung kesyurga yang lainnya saling berkunjung satu sama lainnya ?Untuk mencari jawaban dari pertanyaan ini, maka mari kita simak keterangan berikut ini:
Dari Abu Sa'id Al Khudri ra. katanya :Rasulullah Saw bersabda: 'Sesungguhnya orang-orang yang mendiami syurga melihat orang-orang yang mendiami tempat tinggi diatas mereka sebagaimana mereka melihat bintang bercahaya yang jauh diufuk timur atau barat, karena berbeda tingkat kediaman antara mereka.' Para sahabat bertanya: 'Ya Rasulullah! Apakah itu hanya tempat berdiamnya para Nabi dan tidak dapat didatangi oleh selain mereka ?' Jawab Nabi: 'Bisa, demi Tuhan yang diriku dalam kekuasaan-Nya! yaitu oleh orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan Rasul-rasul'. (HR. Imam Muslim)
Demikianlah kiranya satu penafsiran yang saya lakukan atas beberapa kisah yang terdapat dalam AlQur'an, khususnya mengenai hari Sa'ah atau kiamat dan fenomena yang mengitarinya termasuk masalah Syurga dan Neraka berdasarkan kajian saya terhadap AlQur'an dan Hadist Rasulullah disertai beberapa argumentasi ilmiah yang tentu saja kemungkinan untuk salah masih terlalu besar dan banyak. Jadi, silahkan anda mengikuti pemikiran saya ini jika anda sependapat dengan saya serta silahkan anda memakai penafsiran anda sendiri jikapun anda memiliki penafsiran yang jauh lebih baik tanpa perlu harus ribut-ribut antara kita.
Something Turns To NothingAnd nothing makes you cryThere was something in that somethingIt's gone and you wonder whyLife can't be lived on one thingFor that one thing could be that somethingSo wipe those tears of nothingFor tomorrow there will be something
Next :
'Isa dalam Perdebatan
Palembang - Indonesia, Selasa 18 Agustus 1998Copyright آ© 1996-1998, Armansyah.,
geovisit();

selanjutnya...

Bismillahirahman nirahim
KIAMAT

Mengungkap Tentang Hari Kiamat
Bagian Pertama

"Apabila bumi digoncangkan dengan sekeras-kerasnya, dan gunung-gunung dihancurkan selumat-lumatnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan." (QS. 56:4-6)
"Ketika bumi digoncangkan sekeras-kerasnya, dan bumi mengeluarkan semua isinya, manusia bertanya : 'Mengapa menjadi begini ?', dihari itu bumi akan menceritakan beritanya bahwa Tuhanmu telah memerintahkan seperti itu." (QS. 99:1-5)
"Wahai manusia, insyaflah pada Tuhanmu, bahwa goncangan Sa'ah itu adalah sesuatu yang amat dahsyat." (QS. 22:1) Sungguh luar biasa sekali kejadian hari itu, hari dimana Allah menepati janji-Nya kepada semua makhluk-makhluk ciptaan-Nya, hari dimana tidak ada satupun yang dapat memberikan pertolongan dan hari yang tiada satu juga tempat bersembunyi. Bahkan meskipun makhluk itu pergi keplanet Saturnus sekalipun, begitu kata Qur'an.
Pergilah kamu kepada planet [zhillu] yang mempunyai 3 lingkaran, yang tiada lindungan karena dia tetap tidak akan menyelamatkan dari bencana [Sa'ah] bahwa dia [Sa'ah] melontarkan percikan api laksana balok seolah dia iringan [cahaya] yang kuning. Kecelakaan pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan [kebenaran].(QS. 77:30-34)
Saturnus adalah planet nomor 2 besarnya dalam tata surya bumi kita ini dengan diameter 120,536 km (equatorial) dengan berat massa 5.68e26 kg dan mengorbit dengan jarak 1,429,400,000 km [atau sekitar 9.54 AU] dari matahari. Misi tak berawak yang pertama kali menyelidiki planet Saturnus ini oleh Pioneer 11 dalam tahun 1979 yang disusul oleh Voyager 1 dan Voyager 2. Saat ini sebuah pesawat tak berawak yang lain dan dilengkapi peralatan yang lebih canggih bernama Cassini tengah dalam perjalanan menuju planet Saturnus dan diperkirakan akan tiba pada tahun 2004.
Planet Saturnus memiliki angkasa yang kaya akan Hidrogen dengan sabuk-sabuk awan yang memantulkan sinar matahari dengan baik. Dan 3 lapis jaringan cincin [lingkaran] seputar Equator Saturnus yang indah itu memperhebat kecemerlangan planet tersebut. Lingkaran cincin itu sendiri diduga terdiri dari debu halus, kerikil kecil atau bulir-bulir es yang tak terhingga banyaknya. Planet ini memiliki 10 buah bulan dan satu diantaranya baru ditemukan pada tahun 1966.
Informasi lebih lainnya mengenai Planet Saturnus ini bisa anda lihat dalam situs :
http://www.seds.org/billa/tnp/saturn.html
Itulah dia hari kiamat, hari Sa'ah /waktu kehancuran total yang ditentukan/, Yaumul Hasrah /hari penyesalan/, Yaumul Muhasabah /hari perhitungan/, Yaumul Wazn /hari pertimbangan/ dan sejumlah nama lain yang kesemuanya menunjukkan mengenai kiamat yang akan terjadi dalam satu hitungan yang mengagetkan.
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Kapankah datangnya ?". Katakanlah:"Hanya disisi Tuhankulah pengetahuan /ilmu/ tentangnya; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. ia /Kiamat/ itu amat dahsyat untuk langit dan bumi. Dia tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya ilmu /pengetahuan/ tentangnya ada di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS. 7:187) Bagaimanakah sebenarnya peristiwa pada hari tersebut jika kita menganalisanya dengan penganalisaan Qur'an dan Science ? Adakah kiamat itu diberlakukan oleh Allah secara begitu saja dan tanpa melalui proses alamiah ?Marilah kita telaah terlebih dahulu ayat-ayat Allah yang bersangkutan tentangnya didalam AlQur'an dan menghubungkannya dengan kajian Science.
Demi yang terbang dalam keadaan bebas, yang membawa beban berat yang bergerak dengan mudahnya dan membagi-bagi urusan; bahwasanya yang dijanjikan itu adalah benar. (QS. 51:1-5)
Demi yang meluncur dengan cepatnya dan memercikkan api yang merubah waktu subuh dan menimbulkan debu yang berpusat padanya sebagai satu kesatuan. Sungguh, manusia itu tidak tahu berterima kasih kepada Tuhannya. (QS. 100:1-6)
Pada hari meledaknya tata surya ini dengan bencana besar serta diturunkannya para malaikat secara bersungguh-sungguh. (QS. 25:25)
Pada hari tata surya ini digoncang dengan sebenar-benar goncangan dan orbit akan terlepas dengan luar biasa. (QS. 52:9-10)
Ketika matahari digulung (olehnya) dan bintang-bintang meluluh, tenaga alamiah pun terlepaskan [dari posisi orbitnya], relasi (hubungan molekul pada benda) ditinggalkan dan semua unsur dikumpulkan serta lautan mendidih. (QS. 81:1-6)
Tata surya akan pecah karenanya sebagai bukti janji-Nya ditunaikan; Sungguh, ini satu peringatan, barang siapa yang mau mengikuti niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (QS. 73:18-19)
Maha Besar Allah yang telah membukakan sedikit tabir rahasia-Nya kepada manusia mengenai hari perjanjian dengan segala kelogisannya yang sudah sepantasnya menjadi bahan pemikiran bagi kaum yang mau memikirkan serta bagi mereka yang benar-benar mengharapkan ridho dari Tuhannya.
Melalui AlQur'an, wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw sang utusan mulia sekitar 14 abad yang lalu ditanah Arabia telah menyajikan secara gamblang proses kehancuran tersebut berdasarkan data-data ilmiah yang mampu dicapai oleh pemikiran manusia diabad 20 ini.
AlQur'an memberitakan bahwa kehidupan dalam tata surya ini akan ditutup sekaligus secara mendadak dengan alasan dan pembuktian yang logis dan komplit. Hidup didunia ini adalah selaku ujian terhadap manusia yang akan menentukan nilai bagi setiap diri untuk ditempatkan pada golongan yang baik atau jahat diakhirat nanti yang berpokok pangkal pada ayat 51:56.
Dengan alasan ini teranglah bahwa hidup kini bukan terwujud dengan sendirinya tanpa ujung pangkal, bukan pula menjalani reinkarnasi dengan mati dan hidup berulang kali dengan jalan penitisan kepada makhluk/zat lainnya , malah sesuai dengan pemikiran wajar berdasarkan hukum kausalita yang berlaku.
Hari kehancuran total itu oleh AlQur'an dinamakan Sa'ah, yaitu waktu penutupan kehidupan massal yang ditentukan Allah, tak seorangpun yang dapat mengetahui kapan waktu pastinya sebagai satu pengujian kepada setiap diri mengenai Iman dan Ilmunya.
Tiada kejadian Sa'ah itu melainkan dalam sekejapan mata atau lebih cepat lagi.Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. 16:77) Pada ayat 16:77 diatas telah disebutkan bahwa kedatangan Sa'ah itu terjadi dalam tempo yang sangat singkat, dan digambarkan kecepatannya melebihi kejapan mata.
Sekarang mari sejenak kita melihat ramalan James Scotti dari Universitas Arizona yang mengamati sebuah Asteroid yang diberi nama XF 11 melalui teleskop 36 inci pada 6 Desember 1997 dan menyatakan bahwa kemungkinan XF 11 itu bakal menghantam bumi pada tahun 2028.
Menurut perhitungan yang dilakukan pada 23 Maret 1998 lalu, posisi terdekat Asteroid XF 11 pada 26 Oktober 2028 adalah 600.000 mil atau 954.340 kilometer. Kecepatan obyek angkasa ini saat itu diperkirakan mendekati 13.914 km/detik, tulis sebuah laporan ilmiah yang dikeluarkan Donald K. Yeomans dan Paul W. Chodas, astronom NASA yang khusus melakukan prediksi garis orbit komet, asteroid, planet, dan benda angkasa lain di bawah sistem tata surya matahari, dengan bantuan komputer.
Perhitungan terakhir posisi XF 11 dilakukan berdasarkan pantauan astronom Eleanor Helin, Brian Roman, dan Ken Lawrence yang bersama Donald dan Paul tergabung dalam tim NEAT (Near Earth Asteroid Tracking) di Jet Propulsion Laboratory (JPL NASA), Pasadena AS. Perhitungan ini berarti mengandaskan ramalan bumi bakal kiamat 30 tahun lagi dan kembali ke zaman batu setelah sebuah asteroid selebar satu mil (1,6 kilometer) menghantam bumi.
Kedua pengamatan terhadap PHA 108 (potentially hazardous asteroid), yaitu kode yang diberikan terhadap XF 11 ini menyimpulkan, pada 2028, garis edarnya paling dekat dengan bumi, sekitar 50.000 mil saja. Jarak itu cukup dekat dengan daratan dan merupakan alamat buruk bagi penghuni bumi.
Peter Schelus, peneliti lain dari Mc Donald Observatory di Texas lalu memasuki percaturan. Awal Maret lalu, ia menggambarkan akan terjadi 88 hari ketika angkasa dipenuhi jalur asteroid yang berpijar. Garis pijar yang menggemparkan ini bisa disaksikan dengan mata telanjang di Eropa.
Jadwal kedatangan Asteroid XF 11, kata Peter, adalah pada 26 Oktober 2028 sore pukul 13.30 waktu pantai timur AS (atau 01.30 dini hari WIB). Saat itu, NEO (Near Earth Object), yaitu XF 11 sudah berada pada jarak 26.000 mil atau bisa lebih dekat lagi!
Kalau benar-benar terjadi, ya tadi itu, kehancuran total bagi segala peradaban di muka bumi. Berbagai analisis lalu bermunculan dalam bentuk terbitan terbatas, media cetak, tayangan film dokumenter, sampai mini seri televisi yang sanggup menyedot perhatian seluruh dunia, khususnya di AS.

Seperti artikel New Yorker edisi awal tahun yang menyebutkan, akibat tabrakan hebat dengan asteroid, separoh populasi bumi akan sirna. Kemudian sebuah film dokumenter yang ditayangkan Discovery selama dua jam sanggup membangkitkan kekhawatiran. Begitu juga film serupa arahan National Geographic.
Keberadaan XF 11 dan lintas orbitnya makin ramai diperbincangkan. Stasiun televisi NBC tak mau kalah dengan menyajikan miniseri Asteroid, memanfaatkan histeria massa.
Asteroid (kelas) XF 11 saat memasuki atmosfir bumi diperkirakan memiliki kecepatan 45.000 mil per jam atau sebanding dengan 100 kali kecepatan peluru yang ditembakkan. Ketika menghantam bumi, ledakan yang ditimbulkan setara dengan 500.000 megaton TNT (ukuran ledakan). Sebagai perbandingan, bom atom yang membumihanguskan Hiroshima diperkirakan sebesar 0,015 megaton. Kekuatan ini sanggup membentuk terowongan di atmosfir sepanjang lima mil. Hujan api dan perubahan cuaca pun terjadi secara drastis lantaran iklim global berubah. Sinar matahari terhalang oleh debu yang tersebar dalam jumlah besar di lapisan stratosfir.
Bumi memang berada pada daerah terpaan asteroid dan komet. Namun, atmosfir bumi melindungi penghuninya dari bebatuan ruang angkasa kecil seukuran butiran pasir atau kelereng yang setiap hari menghujani bumi. Kebanyakan asteroid mengikuti jalur edar antara dua planet, yaitu Mars dan Jupiter, tapi asteroid itu saling mempengaruhi dan bahkan terpengaruh oleh Jupiter. Akibatnya, sebagian asteroid keluar dari jalur dan kemudian memasuki orbit Mars atau Bumi.
Bintang berekor di malam hari adalah bukti benda ruang angkasa yang terbakar ketika memasuki atmosfir. Kebanyakan asteroid berdiameter 10 meter akan hancur sebelum menumbuk bumi. Walau demikian, masih ada beberapa pecahan yang sempat tiba di permukaan bumi.
Bagaimana kalau asteroid jatuh di laut? Jika jatuh di Laut Jawa misalnya, akan menimbulkan tsunami setinggi 130 meter. Dan mengakibatkan gelombang hebat yang menyapu kota-kota sejauh 10 mil dari garis pantai. Bukankah menurut para ilmuwan, punahnya dinosaurus akibat serangan meteor yang terjadi 65 juta tahun lalu?
Perhitungan orbit yang akurat adalah modal utama. Soalnya, menurut penelitian Spaceguard Survey yang menghabiskan US$50 juta selama 10 tahun -yaitu lembaga yang mampu menaksir populasi dan melakukan identifikasi besarnya obyek NEAR (Near Earth Asteroid Rendezvous) yang berpotensi menabrak bumi melalui penjejak sistematik yang terdapat pada monitor efektif- memperkirakan, sekitar 4.000 asteroid dengan ukuran satu kilometer ke atas, melintas di sekitar bumi. Dari jumlah itu, cuma 150 yang dapat dikenali. Sementara ukuran lebih kecil seperti yang jatuh di Tunguska, jumlahnya lebih banyak, yaitu 300.000.
Tim NEAT menghapus kekhawatiran itu melalui perhitungan mereka. Tapi Brian Marsden dari Smithsonian Astrosphysical Observatory, yang ikut mendorong penemuan kalkulasi garis orbit terakhir, masih penasaran. Marsden menyebutkan bahwa dasar perhitungan itu menurut gambar XF 11 yang ditangkap pada 1990. Bahwa perhitungan yang sangat akurat dapat dilakukan lagi saat XF 11 berdekatan dengan bumi pada 31 Oktober 2002. Melalui radar optik, garis edar XF 11 yang tepat bisa disimpulkan. Benarkah kiamat akan terjadi pada tahun 2028 yang diakibatkan oleh XF 11 ?Masih terlalu dini untuk menyimpulkan demikian, Asteroid XF 11 meskipun menghantam bumi dia tidak akan mengakibatkan hancurnya tata surya sebagaimana yang di jelaskan oleh Qur'an.
Menurut hukum Fisika, kecepatan pandangan mata sama besar dengan kecepatan gerak sinar atau gelombang radio. Sinar bergerak sekitar 186.282 mil sedetik. Dalam satu tahun atau selama 365 hari ada 31.536.000 detik. Jadi sinar bergerak dalam satu tahun sejauh 5.874.589.152.000 mil, dan ini dinyatakan 1 tahun sinar, biasanya angka ini dibulatkan menjadi 6 billion mil.
Sementara itu sinar dari matahari untuk mencapai bumi dibutuhkan waktu 8.3 menit [juga biasanya dibulatkan menjadi 8 menit sinar saja]. Jadi jika misalnya matahari itu mendadak hilang dari angkasa maka keadaan itu baru dapat kita lihat 8 menit kemudiannya, karena memang sekianlah kecepatan kejapan mata atau pandangan mata [menurut hukum Fisika].
Kini dikatakan Sa'ah itu lebih cepat lagi, maka kecepatan yang melebihi gerakan sinar untuk saat ini yang dikenal adalah komet. Dan komet itu melayang diantara bintang-bintang angkasa hanya dalam waktu beberapa saat saja, padahal seperti diketahui orang, jarak bintang terdekat adalah 4 tahun gerak sinar.
Jadi Sa'ah itu berlaku cepat sekali seperti kecepatan gerak komet [atau memang justru komet itu sendirilah yang dijadikan Allah selaku penyebab terjadinya Sa'ah nantinya ?].

Mari kita bahas masalah ini :Komet adalah benda angkasa yang DIDUGA oleh para ahli terdiri dari debu, es dan gas yang membeku. Komet menyala dan membentuk ekor gas bercahaya tatkala lewat didekat matahari. Ia memiliki lintasan yang lonjong, berbeda dengan lintasan planet yang berbentuk lingkaran.Komet terang sering tampak pada siang hari. Ekornya bisa lengkung meliputi setengah bola langit, dan para Astronom juga menduga ada sekitar 100.000 buah komet diangkasa raya.
Dan sebagaimana yang dikatakan ayat 7:187 yang sudah kita ulas diatas, bahwa tidak akan ada seorangpun yang dapat meramalkan kapan saat Sa'ah itu terjadi.
Karenanya jika kita mencoba mengasumsikan bahwa memang komet itulah yang akan menjadi penyebab Sa'ah maka pantas ramalan para sarjana mengenai rombongan komet yang dapat dilihat dari bumi selalu gagal begitupun rombongan komet yang dinamakan Kohoutek pada bulan Desember 1973.
Ada satu ayat Qur'an yang cukup mengundang perhatian kita untuk menghubungkannya kepada penyebab kejadian pada hari Sa'ah itu, ayat tersebut adalah :
Dan yang menguasai itu berada atas bagian-bagiannya dan [benda] yang membawa semesta Tuhanmu diatas mereka ketika itu "Ada Delapan". (QS. 69:17)
'Arsy yang selama ini ditafsirkan oleh sebagian besar orang sebagai singgasana dimana Allah berdiam itu saya anggap keliru, sebab Allah tidak membutuhkan tempat, ruangan dan juga tidak terikat dengan waktu.
Jika dikatakan bahwa Allah *duduk* diatas 'Arsy maka berarti Allah memiliki wujud yang sama seperti makhluk-Nya yang memerlukan tempat tinggal dan tempat bernaung, padahal Allah Maha Suci dan Maha Mulia dari semua itu ! Sungguh kontradiksi sekali dengan sifat-sifat keTuhanan yang dikenal didalam Islam sebagai
Asma ul Husna .
Sungguh, jika kita mau memperhatikan Qur'an secara lebih teliti akan kita dapati beberapa pengertian untuk 'Arsy ini, misalnya :
Yang didirikan, yang dibangun seperti bangunan dijaman Nabi Sulaiman [27:38]; bangunan dijaman Nabi Yusuf [12:100] atau bangunan yang ada di Palestina dahulu kala [2:259]. Lebih jelas lagi ayat 7:137 dimana dinyatakan 'Arsy itu berarti bangunan yang dibangun oleh Fir'aun.
'Arsy juga berarti semesta raya atau universe karena dia dibangun atau didirikan oleh Pencipta Esa. Ayat tentang itu banyak sekali, diantara lain ayat 11/7, 7/54, 40/6, 39/75 dan 69/17.
Semua benda angkasa dinamakan semesta raya atau langit bagi manusia dan merupakan 'Arsy Allah, termasuk planet-planet, bulan-bulan [satelites], komet dan apa-apa yang ada diantaranya. Semua benda itu dibangun oleh Allah sebagai yang dimaksud ayat 11:7.
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari [maksudnya 6.000 tahun karena 1 hari Allah = 1000 tahun manusia berdasarkan ayat 22:47] dan adalah semestanya atas Almaa' ...(QS. 11:7)
Semesta raya disusun begitu rupa terdiri dari jutaan bima sakti/galaksi. Masing-masing bima sakti terdiri dari jutaan bintang yang setiapnya dikitari oleh planet-planet yang umumnya juga dikitari oleh bulan-bulan sebagai satelitnya. Satu bintang dengan beberapa planet dan bulannya dinamakan tata surya atau solar system.
Kita kembali pada ayat 69:17 sebelumnya yang mengatakan bahwa kelak pada hari Sa'ah akan ada 8 yang membawa semesta raya ini padanya yang karena itu dia disebut sebagai yang menguasai. Adalah satu hal yang cukup masuk akal jika kita telah berasumsi bahwa yang 8 dimaksudkan oleh Alqur'an ini adalah 8 rombongan komet yang akan datang dengan kecepatan penuh dan menjadikan penyebab hari Sa'ah tersebut.

Para ahli Astronomi telah sama mengetahui kedatangan suatu komet yang dinamakan komet halley ditaksir besarnya ribuan kali besar matahari dan panjangnya diperkirakan 500 juta mil atau lebih kurang 6 kali jarak antara matahari dan bumi [lebih panjang dari 1.000 AU].
Pada bulan April 1970 pernah pula kelihatan komet yang seperti itu bergerak dari belahan selatan ke utara selama sebulan penuh menjelang subuh.
Kalau orang hanya mengikuti pendapat dan dugaan ahli-ahli angkasa Barat tentang komet, maka akhirnya orang akan berpendapat bahwa komet itu hanya benda angkasa yang tidak perlu dihiraukan karena mereka menganggapnya tidak berarti sama sekali. Dan ini bertentangan dengan AlQur'an yang dengan nyata mengatakan bahwa Allah tidak pernah menjadikan langit dan bumi ini dengan kesia-siaan atau dengan kata lain tanpa maksud dan tujuan.
Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangkakan terhadap Tuhanmu, dan itu telah menjerumuskan kamu, maka jadilah kamu orang-orang yang merugi. (QS. 41:23)
Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (QS. 45:24)
Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan dusta atas nama Allah pada hari kiamah ?Sungguh, Allah Yang mempunyai karunia atas manusia tetapi kebanyakan mereka tidak berterimakasih. (QS. 10:60) Kalau bintang-bintang berfungsi mengatur kehidupan diplanet-planet yang mengorbitnya, maka komet merubah kehidupan secara mendadak, dia membentur semua bintang diangkasa luas secara berganti-ganti menurut ketetapan yang ditentukan Allah sesuai dengan arah layang komet yang tidak berorbit jelas.
Yang mengingat Allah sambil berdiri dan duduk atau dalam keadaan berbaring dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. (mereka itu berkata): "Wahai Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka selamatkanlah kami dari siksa neraka. (QS. 3:191)
Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya secara bermain-main.(QS. 44:38)Para Astronom Barat terlalu cepat mengambil kesimpulan untuk menentukan wujud dari komet itu dengan mengatakan ia terdiri dari debu, es dan gas yang membeku. Sebab jika benar demikian, maka tentunya komet itu akan jatuh kepada planet atau matahari seperti jatuhnya meteorities, padahal belum pernah diketahui sebuah komet telah jatuh seperti demikian. Begitupula halnya dengan orbit komet yang dianggap pula oleh Astronom Barat itu sebagai keluarga tata surya.
Orang seharusnya dapat mengambil pelajaran tentang komet Kohoutek pada bulan Desember 1973 yang ternyata telah keluar dari gugusan bintang lain, yaitu kelihatan dari celah-celah galaksi lain disemesta raya ini. Orang telah gagal dengan anggapannya yang mengatakan bahwa wujud komet terdiri dari pasir dan juga gagal dalam menentukan orbitnya yang dikatakan ellips, padahal sebenarnya komet itu mengedar tanpa orbit yang jelas.
Dalam hal ini manusia, khususnya umat Islam harus istiqomah terhadap kitab suci AlQur'an yang berisikan petunjuk dan sumber ilmu pengetahuan bagi manusia. Bukankah Allah sudah bersumpah pada ayat 37:1-5 dibawah ini yang menyamakan arti semesta raya yang berjuta milyar bintang dengan 8 buah benda berapi [komet] penghancurnya.
Demi [bintang-bintang] yang berbaris tersusun [disemesta raya],Demi [benda angkasa] yang membentur dengan benturanDemi [ayat-ayat Qur'an] yang menganalisakan pemikiranBahwa Tuhanmu adalah satu, yaitu Tuhan semua planet dan bumi ini serta apa yang ada diantaranya serta Tuhan bagi tempat-tempat terbit matahari [dalam setiap planetnya].(QS. 37:1-5)Orang tidak berkesempatan banyak untuk mempelajari komet karena terlalu jauh dan jarang sekali kelihatan, untuk komet Halley saja melakukan lintasan kepada matahari dalam kurun waktu 76 tahun sekali, komet Kohoutek 75.000 tahun untuk melengkapi peredarannya sedangkan komet Encke yang memiliki lintasan terpendek menghampiri matahari tiap 3,3 tahun sekali. Pada tahun 1993 Eugene dan Carolyn Shoemaker serta David Levy menemukan sebuah komet baru yang diberi nama komet Shoemaker-Levy 9 [sesuai dengan nama penemunya]
Informasi selengkapnya mengenai komet SL 9 ini bisa anda lihat dalam situs :
http://www.seds.org/billa/tnp/sl9.html
Ayat 42:5 juga memberitahukan kepada kita bahwa pada masa lalu, pernah berlaku pendekatan layang sekelompok komet [yang besar] hingga merobah posisi planet-planet dalam tata surya ini. Akibatnya, terjadilah topan Nabi Nuh dan berpindahlah kutub-kutub bumi dari tempatnya semula ketempat yang baru sebagaimana yang kita kenal sekarang ini.
Hampir saja planet-planet itu terseret [oleh komet] dari atasnya, dan malaikat tasbih dengan memuja Tuhan mereka serta memintakan ampun bagi orang dibumi. Ingatlah bahwa Allah itu Pengampun dan Penyayang.(QS. 42:5)Peristiwa Topan Nabi Nuh sudah ditentukan oleh Allah dengan rencana tepat dan logis, tidak semata-mata untuk mengazab mereka-mereka yang kafir terhadap petunjuk Nabi-Nya namun lebih jauh dari itu berfungsi untuk perbaikan stelsel tata surya, khususnya planet bumi.[masalah ini akan kita bahas dalam artikel :
Kealamiahan mukjizat Nabi Nuh dan Nabi Musa]
Seimbang dengan ayat 42:5 diatas, maka Ayat 69:13 menyatakan sebaliknya, bahwa kelak dikemudian hari serombongan komet akan datang membentur/menyeret tata surya kita, waktunya sangat dirahasiakan, hanya Allah sendiri yang mengetahuinya. Waktu itu akan tergoncanglah planet-planet dengan hebatnya terseret mengikuti layang sekumpulan komet itu dan musnahlah semua yang hidup kecuali apa yang dikehendaki oleh Allah sebagaimana yang terdapat dalam ayat 39:68

Apabila ditiupkan sangkakala dengan sekali tiupan, terbawalah bumi ini dan semua tenaga alamiahnya lalu bergoncanglah ia sekali goncangan maka ketika itu menimpalah yang menimpa dan pecahlah tata surya ini pada hari itu menurut ketentuan. (QS. 69:13-16)
Dan ditiupkan sangkakala lalu mati apa-apa yang ada dilangit dan apa-apa yang ada dibumi kecuali apa saja yang dikehendaki oleh Allah, kemudian akan ditiupkan padanya [sekali lagi] maka tiba-tiba mereka bangkit [dari mati dan] menunggu [pengadilan Tuhan atas mereka]. (QS. 39:68)
Apakah dan bagaimana waktu itu kejadian penyeretan tata surya ini dan dengan jalan bagaimana pula Allah menjalankan hukum-hukum Kausalita-Nya untuk memberikan perlindungan kepada apa yang dikecualikan-Nya seperti pada ayat 39:68 diatas ?
Mari kita jawab bersama ...Perhatikan ulang firman Allah berikut ini :
Demi yang meluncur dengan cepatnya dan memercikkan api yang merubah waktu subuh dan menimbulkan debu yang berpusat padanya sebagai satu kesatuan. Sungguh, manusia itu tidak tahu berterima kasih kepada Tuhannya. (QS. 100:1-6)
Demi yang terbang dalam keadaan bebas, yang membawa beban berat yang bergerak dengan mudahnya dan membagi-bagi urusan; bahwasanya yang dijanjikan itu adalah benar. (QS. 51:1-5)
Demi yang membentur dengan benturan (QS. 37:2) Dari ayat Qur'an diatas kita bisa membaca bahwa kelak akan datang sekumpulan benda angkasa yang meluncur dengan cepat sambil memercikkan api [QS. 100:1] yang telah ditentukan Allah untuk membentur tatasurya kita ini [QS. 37:2] lalu menyeretnya menurut layangnya disemesta luas [QS. 100:4] hingga habislah semua bintang diangkasa itu semuanya terseret pada waktu tertentu berturut-turut [QS. 51:4].
Waktu itu matilah semua makhluk berjiwa dalam daerah tatasurya [QS. 39:68] hari itu tidak ada tempat berlindung sama sekali bagi manusia sekalipun dia mencoba ke planet Saturnus dengan dugaan bahwa cincin yang melingkar pada Saturnus itu dapat melindunginya dan itu sudah dibantah oleh Qur'an pada 77:30-34 yang sudah kita bahas pada bagian atas.
Tolong perhatikan masing-masing ayat yang saya tunjuk diatas untuk menemukan relevansinya
Dengan ini saja kita bisa mengambil kesimpulan bahwa benda angkasa yang dimaksudkan kemungkinan besar adalah komet yang memiliki karakteristik nubuatan Qur'an.
Dan yang menjadi ekor komet sebagai yang kita lihat melayang diangkasa bebas adalah bintang-bintang dengan semua planet dan bulannya yang telah dibentur dan diseret oleh komet itu lebih dahulu. Demikian pula akan berlaku pada tata surya kita ini bila nanti sudah datang perintah dari Allah saatnya.
Lalu kenapa rombongan komet itu kelihatan kecil saja ?Itu tidak lain karena disebabkan dia berada sangat jauh dibalik jutaan bintang atau malah mungkin pula dibalik jutaan galaksi. Suatu komet tidak dapat diperkirakan besarnya dengan satu kepastian, mungkin ribuan kali lebih besar dari matahari kita, dia bergerak tanpa orbit yang jelas karena dia terbentuk dari non partikel dengan massa yang semakin besar yang diakibatkan oleh sifat kohesi sesamanya dan bergabung dengan Nebula atau awan susu, dia lari dari partikel tetapi mempunyai sifat bergabung sesamanya seperti Ionosfir yang melingkupi planet.

Demikian pula komet lari dari setiap bintang yang ditemuinya tetapi karena terlalu besar dan terlalu cepat layangnya [dalam Qur'an diistilahkan yang terbang bebas dan berbeban berat serta mudah dalam pergerakan] maka dalam gerak demikian dia membentur setiap tatasurya yang menghalangi arah geraknya, langsung membentur dan menyeret. Waktu itu juga seluruh Ionosfir akan bergabung dengan komet, sehingga berakibat setiap tatasurya yang dibentur komet itu otomatis menurut kepada benda raksasa itu.
Ketika komet membentur tatasurya dia terpaksa merobah arah geraknya beberapa derajat karenanya komet itu nantinya akan menempuh seluruh daerah semesta raya, ditimbulkan oleh sifatnya yang anti partikel. Maka dari itu akan amat janggal sekali jika kita mengikuti Dugaan Astronomi Barat bahwa komet itu terdiri dari pasir atau es yang mengorbit keliling matahari kita.
Dengan sifat anti partikel itu, komet tidak menjalani garis orbit tertentu, karenanya sebagaimana yang sudah kita tuliskan pada bahagian atas bahwa orang pernah melihat komet itu bergerak dari selatan keutara atau sebaliknya. Jika komet termasuk keluarga tatasurya kita maka otomatis dia harus patuh pada hukum tatasurya dan bintang-bintang lain bahwa semuanya bergerak dari barat ketimur.
Pembenturan komet atas setiap bintang bukan terlaksana sekaligus, bukan dalam satu ketika melainkan melalui proses ilmiah yaitu secara berangsur-angsur sehingga kian lama wujudnya semakin membesar dalam masa yang amat panjang dan itu telah mulai terjadi semenjak ribuan tahun yang lalu dan akan tetap seperti itu hingga masa ketentuan itu diberlakukan Allah.
Mungkin hal itu susah digambarkan dalam ingatan bahwa langit biru yang ada diatas kita ini kelak tiada lagi berbintang karena semuanya mengikut pada 8 rombongan komet seolah komet itu yang menguasai semesta raya.
Dan yang menguasai itu berada atas bagian-bagiannya dan yang membawa semesta Tuhanmu diatas mereka ketika itu "Ada Delapan". (QS. 69:17)
Bahwa setiap planet itu berputar disumbunya untuk mewujudkan siang dan malam serta Timur dan Barat bagi permukaan masing-masing planet itu adalah sudah satu hukum yang pasti dalam ilmu Astronomi. Semua bintang berada pada posisi tertentu disemesta raya dengan sifat Repellent antara satu dengan lainnya tersusun rapi sesuai dengan hukum-hukum yang sudah ditetapkan Allah.
Sungguh, Allah menahan planet-planet dan bumi agar tidak luput /dari garis orbitnya/, Jika semua itu sampai luput, adakah yang dapat menahannya selain Dia ? Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. 35:41) Tapi mesti dijelaskan disini dalam hubungannya dengan banyak ayat Qur'an yang lain serta kajian Ilmu pengetahuan modern, setiap planet memiliki Rawasia [tenaga alamiah] Simple karenanya tidak akan kejadian dua planet dempet bersatu; sebaliknya setiap planet dalam tatasurya ini akan dempet bersatu dengan matahari yang dikitarinya namun tidak akan lebur mencair karena masing-masingnya dikungkung oleh batang magnet yang membujur dari Utara ke Selatan.
Hal ini berlaku sewaktu tatasurya ini diseret oleh komet sehingga menyebabkan susunan planet kacau balau. Orbit dan jarak tertentu tak terlaksana lagi masing-masingnya tertarik jatuh pada matahari disebabkan Rawasia yang berlainan. Setiap planet itu melekat pada matahari dalam keadaan utuh berupa globe yang senantiasa bulat dan tetap berputar disumbunya.
Masalah Rawasia/Batang Magnet/Tenaga Alamiah ini sudah kita bahas dalam artikel
Mengungkap konstruksi piring terbang
Hal demikian sangat penting sekali terjadi karena dengan itu tidak akan kejadian adanya suatu planet dalam tatasurya kita ditarik oleh bintang lain, tetapi hal itu pulalah yang menyebabkan permukaan setiap planet terbakar, lautan menguap habis, gunung-gunung meleleh dan setiap benda mencair jadi atom asal seperti diterangkan oleh ayat 81:1 s.d 81:6
Ketika matahari digulung (olehnya) dan bintang-bintang meluluh, tenaga alamiah pun terlepaskan [dari posisi orbitnya], relasi (hubungan molekul pada benda) ditinggalkan dan semua unsur dikumpulkan serta lautan mendidih. (QS. 81:1-6)
Akan tetapi lain keadaannya dengan bulan-bulan yang menjadi satelit mengitari planet.Untuk itu AlQur'an menerangkan :
Semakin dekat Sa'ah dan terpecahnya bulan-bulan. (QS. 54:1)Dan lenyaplah bulan-bulan itu serta dikumpulkanlah bulan-bulan itu bersama matahari. (QS. 75:8-9)
Bulan memiliki Rawasia Spot atau Mascon, yaitu titik pusat magnet yang berada dalam tubuhnya, karena itu dia tidak pernah berputar tetapi mengedar keliling planet. Makanya bulan terwujud dari pasir halus tak memadat, bergravitasi sangat lemah. Bulan mengorbit matahari dengan jarak 384,400 km dari planet bumi kita dan bergaris tengah 3476 km dengan massa 7.35e22 kg.
Sewaktu planet-planet jatuh tertarik dempet pada matahari pada hari Sa'ah tersebut maka setiap bulan itu tak mungkin mempertahankan wujud globenya, masing-masing akan meleleh menjadi satu dengan matahari dan mulai saat itu hilanglah bulan untuk selama-lamanya sebagaimana tercantum pada ayat 75:8-9 diatas dan sesuai pula dengan ayat 39:68 yang menyatakan bahwa pada ledakan pertama itu semua yang hidup akan mati kecuali apa-apa yang dikehendaki oleh Allah, dan secara kesimpulan *goblok* salah satu benda yang tidak akan dimusnahkan oleh Allah itu adalah planet bumi kita ini sebab pada saat itu bumi tidak lebur kedalam matahari dalam pengertian meleleh melainkan akan mewujudkan satu keadaan baru sebagaimana yang diterangkan Allah dalam firman-Nya yang lain serta beberapa Hadist Nabi Muhammad Saw yang akan kita bahas dibawah ini :
Pada hari Kami putarkan tata surya ini laksana putaran radiasi untuk ketetapan-ketetapan [Kami]. Sebagaimana Kami memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya kembali sebagai janji atas Kami. Sungguh pasti akan Kami tepati [janji itu]. (QS. 21:104)
[Yaitu] hari dimana bumi diganti dengan bumi yang lain [dalam rupanya] begitu pula planet-planet, dan mereka semuanya tunduk kepada Allah yang Esa dan Perkasa. (QS. 14:48)
Wahai manusia, insyaflah pada Tuhanmu,Bahwa goncangan Sa'ah itu adalah sesuatu yang amat dahsyat. (QS. 22:1)
Dia berfirman: "Di sana engkau hidup dan disana pula engkau akan mati, dan dari sana pula engkau akan dibangkitkan. (QS. 7:25)
Dari Sahal bin Sa'ad ra. katanya: Rasulullah Saw bersabda: "Dikumpulkan manusia pada hari kiamat di Bumi yang putih kemerah-merahan bagai dataran yang bersih, tidak ada tanda-tanda penunjuk untuk siapapun". (HR. Imam Muslim)
Dari Mikdad bin Aswad ra. katanya:Rasulullah Saw bersabda: "Didekatkan matahari kepada manusia dihari kiamat sehingga jarak matahari dari mereka sekira satu mil. Manusia digenangi keringat menurut ukuran amal mereka..." (HR. Imam Muslim) Jadi jelaslah bahwa bumi kita ini dan juga matahari tidak akan hancur saat itu melainkan akan diperbaharui bentuk dan keadaannya sebagaimana Firman Allah dan Hadist Rasul diatas.
Sampai disini maka usailah bagian pertama dari pembahasan kiamat ini, dan kita akan meneruskan pembahasan Kiamat ini kearah yang lebih jauh lagi pada artikel
Mengungkap Hidup Setelah Mati .
Khusus bagi anda yang muslim dan tidak terlalu suka mencampur baurkan Science dan Qur'an saya persilahkan memindahkan situsnya ketempat lain karena pembahasan berikutnya jika tidak hati-hati dalam memahami ayat-ayat Allah dapat membuat anda meragukan akidah anda terhadap Islam dan dapat menimbulkan fitnah anda kepada saya sebagai penulisnya.
Copyright آ© 1996-1998, Armansyah.,
geovisit();

selanjutnya...

Bismillahirahman nirahim
Sejarah Pembentukkan Mushaf Al Quran



Sejarah Pembentukan Mushaf ALQuran
SEJARAH PEMBENTUKAN MUSHAF AL-QUR'AN
MENURUT AHLI SEJARAH NON-MUSLIM
(dikutip dari SEJARAH HIDUP MUHAMMAD
oleh MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL)
PENDAPAT MUIR

Sebenarnya apa yang diterangkan kaum Orientalis dalam hal
ini cukup banyak. Tapi coba kita ambil apa yang ditulis oleh
Sir William Muir dalam The Life of Mohammad supaya mereka
yang sangat berlebih-lebihan dalam memandang sejarah dan
dalam memandang diri mereka yang biasanya menerima begitu
saja apa yang dikatakan orang tentang pemalsuan dan
perubahan Qur'an itu, dapat melihat sendiri. Muir adalah
seorang penganut Kristen yang teguh dan yang juga berdakwah
untuk itu. Diapun ingin sekali tidak akan membiarkan setiap
kesempatan melakukan kritik terhadap Nabi dan Qur'an, dan
berusaha memperkuat kritiknya.

Ketika bicara tentang Qur'an dan akurasinya yang sampai
kepada kita, Sir William Muir menyebutkan:

"Wahyu Ilahi itu adalah dasar rukun Islam. Membaca beberapa
ayat merupakan bagian pokok dari sembahyang sehari-hari yang
bersifat umum atau khusus. Melakukan pembacaan ini adalah
wajib dan sunah, yang dalam arti agama adalah perbuatan baik
yang akan mendapat pahala bagi yang melakukannya. Inilah
sunah pertama yang sudah merupakan konsensus. Dan itu pula
yang telah diberitakan oleh wahyu. Oleh karena itu yang
hafal Qur'an di kalangan Muslimin yang mula-mula itu banyak
sekali, kalau bukan semuanya. Sampai-sampai di antara mereka
pada awal masa kekuasaan Islam itu ada yang dapat membaca
sampai pada ciri-cirinya yang khas. Tradisi Arab telah
membantu pula mempermudah pekerjaan ini. Kecintaan mereka
luar biasa besarnya. Oleh karena untuk memburu segala yang
datang dari para penyairnya tidak mudah dicapai, maka
seperti dalam mencatat segala sesuatu yang berhubungan
dengan nasab keturunan dan kabilah-kabilah mereka, sudah
biasa pula mereka mencatat sajak-sajak itu dalam lembaran
hati mereka sendiri. Oleh karena itu daya ingat (memori)
mereka tumbuh dengan subur. Kemudian pada masa itu mereka
menerima Qur'an dengan persiapan dan dengan jiwa yang hidup.
Begitu kuatnya daya ingat sahabat-sahabat Nabi, disertai
pula dengan kemauan yang luar biasa hendak nnenghafal
Qur'an, sehingga mereka, bersama-sama dengan Nabi dapat
mengulang kembali dengan ketelitian yang meyakinkan sekali
segala yang diketahui dari pada Nabi sampai pada waktu
mereka membacanya itu."

"Sungguhpun dengan tenaga yang sudah menjadi ciri khas daya
ingatnya itu, kita juga bebas untuk tidak melepaskan
kepercayaan kita bahwa kumpulan itu adalah satu-satunya
sumber. Tetapi ada alasan kita yang akan membuat kita yakin,
bahwa sahabat-sahabat Nabi menulis beberapa macam naskah
selama masa hidupnya dari berbagai macam bagian dalam
Qur'an. Dengan naskah-naskah inilah hampir seluruhnya Qur'an
itu ditulis. Pada umumnya tulis-menulis di Mekah sudah
dikenal orang jauh sebelum masa kerasulan Muhammad. Tidak
hanya seorang saja yang diminta oleh Nabi untuk menuliskan
kitab-kitab dan surat-surat itu. Tawanan perang Badr yang
dapat mengajarkan tulis-menulis di Mekah sudah dikenal orang
jauh sebelum masa kerasulan Muhammad. Tidak hanya seorang
saja yang diminta oleh Nabi untuk menuliskan kitab-kitab dan
surat-surat itu. Tawanan perang Badr yang dapat mengajarkan
tulis-menulis kepada kaum Anshar di Medinah, sebagai
imbalannya mereka dibebaskan. Meskipun penduduk Medinah
dalam pendidikan tidak sepandai penduduk Mekah, namun banyak
juga di antara mereka yang pandai tulis-menulis sejak
sebelum Islam. Dengan adanya kepandaian menulis ini, mudah
saja kita mengambil kesimpulan tanpa salah, bahwa ayat-ayat
yang dihafal menurut ingatan yang sangat teliti itu, itu
juga yang dituliskan dengan ketelitian yang sama pula."

"Kemudian kitapun mengetahui, bahwa Muhammad telah mengutus
seorang sahabat atau lebih kepada kabilah-kabilah yang sudah
menganut Islam, supaya mengajarkan Qur'an dan mendalami
agama. Sering pula kita membaca, bahwa ada utusan-utusan
yang pergi membawa perintah tertulis mengenai
masalah-masalah agama itu. Sudah tentu mereka membawa apa
yang diturunkan oleh wahyu, khususnya yang berhubungan
dengan upacara-upacara dan peraturan-peraturan Islam serta
apa yang harus dibaca selama melakukan ibadat."

PENULISAN QUR'AN PADA ZAMAN NABI

"Qur'an sendiripun menentukan adanya itu dalam bentuk
tulisan. Begitu juga buku-buku sejarah sudah menentukan
demikian, ketika menerangkan tentang Islamnya Umar, tentang
adanya sebuah naskah Surat ke-20 [Surah Taha] milik
saudaranya yang perempuan dan keluarganya. Umar masuk Islam
tiga atau empat tahun sebelum Hijrah. Kalau pada masa
permulaan Islam wahyu itu ditulis dan saling dipertukarkan,
tatkala jumlah kaum Muslimin masih sedikit dan mengalami
pelbagai macam siksaan, maka sudah dapat dipastikan sekali,
bahwa naskah-naskah tertulis itu sudah banyak jumlahnya dan
sudah banyak pula beredar, ketika Nabi sudah mencapai puncak
kekuasaannya dan kitab itu sudah menjadi undang-undang
seluruh bangsa Arab."

BILA BERSELISIH KEMBALI KEPADA NABI

"Demikian halnya Qur'an itu semasa hidup Nabi, dan demikian
juga halnya kemudian sesudah Nabi wafat; tetap tercantum
dalam kalbu kaum mukmin. Berbagai macam bagiannya sudah
tercatat belaka dalam naskah-naskah yang makin hari makin
bertambah jumlahnya itu. Kedua sumber itu sudah seharusnya
benar-benar cocok. Pada waktu itu pun Qur'an sudah sangat
dilindungi sekali, meskipun pada masa Nabi masih hidup,
dengan keyakinan yang luarbiasa bahwa itu adalah kalam
Allah. Oleh karena itu setiap ada perselisihan mengenai
isinya, untuk menghindarkan adanya perselisihan demikian
itu, selalu dibawa kepada Nabi sendiri. Dalam hal ini ada
beberapa contoh pada kita: 'Amr bin Mas'ud dan Ubayy bin
Ka'b membawa hal itu kepada Nabi. Sesudah Nabi wafat, bila
ada perselisihan, selalu kembali kepada teks yang sudah
tertulis dan kepada ingatan sahabat-sahabat Nabi yang
terdekat serta penulis-penulis wahyu."

PENGUMPULAN QUR'AN LANGKAH PERTAMA

"Sesudah selesai menghadapi peristiwa Musailima - dalam
perang Ridda - penyembelihan Yamama telah menyebabkan kaum
Muslimin banyak yang mati, di antaranya tidak sedikit mereka
yang telah menghafal Qur'an dengan baik. Ketika itu Umar
merasa kuatir akan nasib Qur'an dan teksnya itu; mungkin
nanti akan menimbulkan keragu-raguan orang bila mereka yang
telah menyimpannya dalam ingatan itu, mengalami suatu hal
lalu meninggal semua. Waktu itulah ia pergi menemui Khalifah
Abu Bakr dengan mengatakan: "Saya kuatir sekali pembunuhan
terhadap mereka yang sudah hafal Qur'an itu akan terjadi
lagi di medan pertempuran lain selain Yamama dan akan banyak
lagi dari mereka yang akan hilang. Menurut hemat saya,
cepat-cepatlah kita bertindak dengan memerintahkan
pengumpulan Qur'an."

"Abu Bakr segera menyetujui pendapat itu. Dengan maksud
tersebut ia berkata kepada Zaid bin Thabit, salah seorang
Sekretaris Nabi yang besar: "Engkau pemuda yang cerdas dan
saya tidak meragukan kau. Engkau adalah penulis wahyu pada
Rasulullah s.a.w. dan kau mengikuti Qur'an itu; maka
sekarang kumpulkanlah.''

"Oleh karena pekerjaan ini terasa tiba-tiba sekali di luar
dugaan, mula-mula Zaid gelisah sekali. Ia masih meragukan
gunanya melakukan hal itu dan tidak pula menyuruh orang lain
melakukannya. Akan tetapi akhirnya ia mengalah juga pada
kehendak Abu Bakr dan Umar yang begitu mendesak. Dia mulai
berusaha sungguh-sungguh mengumpulkan surah-surah dan
bagian-bagiannya dari segenap penjuru, sampai dapat juga ia
mengumpulkan yang tadinya di atas daun-daunan, di atas batu
putih, dan yang dihafal orang. Setengahnya ada yang
menambahkan, bahwa dia juga mengumpulkannya dari yang ada
pada lembaran-lembaran, tulang-tulang bahu dan rusuk unta
dan kambing. Usaha Zaid ini mendapat sukses."

"Ia melakukan itu selama dua atau tiga tahun terus-menerus,
mengumpulkan semua bahan-bahan serta menyusun kembali
seperti yang ada sekarang ini, atau seperti yang dilakukan
Zaid sendiri membaca Qur'an itu di depan Muhammad, demikian
orang mengatakan. Sesudah naskah pertama lengkap adanya,
oleh Umar itu dipercayakan penyimpanannya kepada Hafsha,
puterinya dan isteri Nabi. Kitab yang sudah dihimpun oleh
Zaid ini tetap berlaku selama khilafat Umar, sebagai teks
yang otentik dan sah.

"Tetapi kemudian terjadi perselisihan mengenai cara membaca,
yang timbul baik karena perbedaan naskah Zaid yang tadi atau
karena perubahan yang dimasukkan ke dalam naskah-naskah itu
yang disalin dari naskah Zaid. Dunia Islam cemas sekali
melihat hal ini. Wahyu yang didatangkan dari langit itu
"satu," lalu dimanakah sekarang kesatuannya? Hudhaifa yang
pernah berjuang di Armenia dan di Azerbaijan, juga melihat
adanya perbedaan Qur'an orang Suria dengan orang Irak."
MUSHAF USMAN

"Karena banyaknya dan jauhnya perbedaan itu, ia merasa
gelisah sekali. Ketika itu ia lalu meminta agar Usman turun
tangan. "Supaya jangan ada lagi orang berselisih tentang
kitab mereka sendiri seperti orang-orang Yahudi dan
Nasrani." Khalifahpun dapat menerima saran itu. Untuk
menghindarkan bahaya, sekali lagi Zaid bin Thabit dimintai
bantuannya dengan diperkuat oleh tiga orang dari Quraisy.
Naskah pertama yang ada di tangan Hafsha lalu dibawa, dan
cara membaca yang berbeda-beda dari seluruh persekemakmuran
Islam itupun dikemukakan, lalu semuanya diperiksa kembali
dengan pengamatan yang luarbiasa, untuk kali terakhir.
Kalaupun Zaid berselisih juga dengan ketiga sahabatnya dari
Quraisy itu, ia lebih condong pada suara mereka mengingat
turunnya wahyu itu menurut logat Quraisy, meskipun dikatakan
wahyu itu diturunkan dengan tujuh dialek Arab yang
bermacam-macam."

"Selesai dihimpun, naskah-naskah menurut Qur'an ini lalu
dikirimkan ke seluruh kota persekemakmuran. Yang selebihnya
naskah-naskah itu dikumpulkan lagi atas perintah Khalifah
lalu dibakar. Sedang naskah yang pertama dikembalikan kepada
Hafsha."
PERSATUAN ISLAM ZAMAN USMAN

"Maka yang sampai kepada kita adalah Mushhaf Usman. Begitu
cermat pemeliharaan atas Qur'an itu, sehingga hampir tidak
kita dapati -bahkan memang tidak kita dapati- perbedaan
apapun dari naskah-naskah yang tak terbilang banyaknya, yang
tersebar ke seluruh penjuru dunia Islam yang luas itu.
Sekalipun akibat terbunuhnya Usman sendiri - seperempat abad
kemudian sesudah Muhammad wafat - telah menimbulkan adanya
kelompok-kelompok yang marah dan memberontak sehingga dapat
menggoncangkan kesatuan dunia Islam - dan memang demikian
adanya - namun Qur'an yang satu, itu juga yang selalu tetap
menjadi Qur'an bagi semuanya. Demikianlah, Islam yang hanya
mengenal satu kitab itu ialah bukti yang nyata sekali, bahwa
apa yang ada di depan kita sekarang ini tidak lain adalah
teks yang telah dihimpun atas perintah Usman yang malang
itu.

"Agaknya di seluruh dunia ini tak ada sebuah kitabpun selain
Qur'an yang sampai empatbelas abad lamanya tetap lengkap
dengan teks yang begitu murni dan cermatnya. Adanya cara
membaca yang berbeda-beda itu sedikit sekali untuk sampai
menimbulkan keheranan. Perbedaan ini kebanyakannya terbatas
hanya pada cara mengucapkan huruf hidup saja atau pada
tempat-tempat tanda berhenti, yang sebenarnya timbul hanya
belakangan saja dalam sejarah, yang tak ada hubungannya
dengan Mushhaf Usman."

"Sekarang, sesudah ternyata bahwa Qur'an yang kita baca
ialah teks Mushhaf Usman yang tidak berubah-ubah, baiklah
kita bahas lagi: Adakah teks ini yang memang persis
bentuknya seperti yang dihimpun oleh Zaid sesudah adanya
persetujuan menghilangkan segi perbedaan dalam cara membaca
yang hanya sedikit sekali jumlahnya dan tidak pula penting
itu? Segala pembuktian yang ada pada kita meyakinkan sekali,
bahwa memang demikian. Tidak ada dalam berita-berita lama
atau yang patut dipercaya yang melemparkan kesangsian
terhadap Usman sedikitpun, bahwa dia bermaksud mengubah
Qur'an guna memperkuat tujuannya. Memang benar, bahwa Syi'ah
kemudian menuduh bahwa dia mengabaikan beberapa ayat yang
mengagungkan Ali. Akan tetapi dugaan ini tak dapat diterima
akal. Ketika Mushhaf ini diakui, antara pihak Umawi dengan
pihak Alawi (golongan Mu'awiya dan golongan Ali) belum
terjadi sesuatu perselisihan faham. Bahkan persatuan Islam
masa itu benar-benar kuat tanpa ada bahaya yang
mengancamnya. Di samping itu juga Ali belum melukiskan
tuntutannya dalam bentuknya yang lengkap. Jadi tak adalah
maksud-maksud tertentu yang akan membuat Usman sampai
melakukan pelanggaran yang akan sangat dibenci oleh kaum
Muslimin itu. Orang-orang yang memahami dan hafal benar
Qur'an seperti yang mereka dengar sendiri waktu Nabi
membacanya mereka masih hidup tatkala Usman mengumpulkan
Mushhaf itu. Andaikata ayat-ayat yang mengagungkan Ali itu
sudah ada, tentu terdapat juga teksnya di tangan
pengikut-pengikutnya yang banyak itu. Dua alasan ini saja
sudah cukup untuk menghapus setiap usaha guna menghilangkan
ayat-ayat itu. Lagi pula, pengikut-pengikut Ali sudah
berdiri sendiri sesudah Usman wafat, lalu mereka mengangkat
Ali sebagai Pengganti."

"Dapatkah diterima akal - pada waktu kemudian mereka sudah
memegang kekuasaan - bahwa mereka akan sudi menerima Qur 'an
yang sudah terpotong-potong, dan terpotong yang disengaja
pula untuk menghilangkan tujuan pemimpin mereka?! Sungguhpun
begitu mereka tetap membaca Qur'an yang juga dibaca oleh
lawan-lawan mereka. Tak ada bayangan sedikitpun bahwa mereka
akan menentangnya. Bahkan Ali sendiripun telah memerintahkan
supaya menyebarkan naskah itu sebanyak-banyaknya. Malah ada
diberitakan, bahwa ada beberapa di antaranya yang ditulisnya
dengan tangannya sendiri."

"Memang benar bahwa para pemberontak itu telah membuat
pangkal pemberontakan mereka karena Usman telah mengumpulkan
Qur'an lalu memerintahkan supaya semua naskah dimusnahkan
selain Mushhaf Usman. Jadi tantangan mereka ditujukan kepada
langkah-langkah Usman dalam hal itu saja, yang menurut
anggapan mereka tidak boleh dilakukan. Tetapi di balik itu
tidak seorangpun yang menunjukkan adanya usaha mau mengubah
atau menukar isi Qur'an. Tuduhan demikian pada waktu itu
adalah suatu usaha perusakan terang-terangan. Hanya kemudian
golongan Syi'ah saja yang mengatakan itu untuk kepentingan
mereka sendiri."

"Sekarang kita dapat mengambil kesimpulan dengan meyakinkan,
bahwa Mushhaf Usman itu tetap dalam bentuknya yang persis
seperti yang dihimpun oleh Zaid bin Thabit, dengan lebih
disesuaikan bahan-bahannya yang sudah ada lebih dulu dengan
dialek Quraisy. Kemudian menyisihkan jauh-jauh bacaan-bacaan
selebihnya yang pada waktu itu terpencar-pencar di seluruh
daerah itu."

MUSHAF USMAN CERMAT DAN LENGKAP

"Tetapi sungguhpun begitu masih ada suatu soal penting lain
yang terpampang di depan kita, yakni: adakah yang
dikumpulkan oleh Zaid itu merupakan bentuk yang sebenarnya
dan lengkap seperti yang diwahyukan kepada Muhammad?
Pertimbangan-pertimbangan di bawah ini cukup memberikan
keyakinan, bahwa itu adalah susunan sebenarnya yang telah
selengkapnya dicapai waktu itu:"

"Pertama - Pengumpulan pertama selesai di bawah pengawasan
Abu Bakr. Sedang Abu Bakr seorang sahabat yang jujur dan
setia kepada Muhammad. Juga dia adalah orang yang sepenuhnya
beriman pada kesucian sumber Qur'an, orang yang hubungannya
begitu erat sekali dengan Nabi selama waktu duapuluh tahun
terakhir dalam hayatnya, serta kelakuannya dalam khilafat
dengan cara yang begitu sederhana, bijaksana dan bersih dari
gejala ambisi, sehingga baginya memang tak adalah tempat
buat mencari kepentingan lain. Ia beriman sekali bahwa apa
yang diwahyukan kepada kawannya itu adalah wahyu dari Allah,
sehingga tujuan utamanya ialah memelihara pengumpulan wahyu
itu semua dalam keadaan murni sepenuhnya."

Pernyataan semacam ini berlaku juga terhadap Umar yang sudah
menyelesaikan pengumpulan itu pada masa khilafatnya.
Pernyataan semacam ini juga yang berlaku terhadap semua kaum
Muslimin waktu itu, tak ada perbedaan antara para penulis
yang membantu melakukan pengumpulan itu, dengan seorang
mu'min biasa yang miskin, yang memiliki wahyu tertulis di
atas tulang-tulang atau daun-daunan, lalu membawanya semua
kepada Zaid. Semangat mereka semua sama, ingin
memperlihatkan kalimat-kalimat dan kata-kata seperti yang
dibacakan oleh Nabi, bahwa itu adalah risalah dari Tuhan.
Keinginan mereka hendak memelihara kemurnian itu sudah
menjadi perasaan semua orang, sebab tak ada sesuatu yang
lebih dalam tertanam dalam jiwa mereka seperti rasa kudus
yang agung itu, yang sudah mereka percayai sepenuhnya
sebagai firman Allah. Dalam Qur'an terdapat
peringatan-peringatan bagi barangsiapa yang mengadakan
kebohongan atas Allah atau menyembunyikan sesuatu dari
wahyuNya. Kita tidak akan dapat menerima, bahwa pada kaum
Muslimin yang mula-mula dengan semangat mereka terhadap
agama yang begitu rupa mereka sucikan itu, akan terlintas
pikiran yang akan membawa akibat begitu jauh membelakangi
iman."

"Kedua - Pengumpulan tersebut selesai selama dua atau tiga
tahun sesudah Muhammad wafat. Kita sudah melihat beberapa
orang pengikutnya, yang sudah hafal wahyu itu di luar
kepala, dan setiap Muslim sudah hafal sebagian, juga sudah
ada serombongan ahli-ahli Qur'an yang ditunjuk oleh
pemerintah dan dikirim ke segenap penjuru daerah Islam guna
melaksanakan upacara-upacara dan mengajar orang memperdalam
agama. Dari mereka semua itu terjalinlah suatu mata rantai
penghubung antara wahyu yang dibaca Muhammad pada waktu itu
dengan yang dikumpulkan oleh Zaid. Kaum Muslimin bukan saja
bermaksud jujur dalam mengumpulkan Qur'an dalam satu Mushhaf
itu, tapi juga mempunyai segala fasilitas yang dapat
menjamin terlaksananya maksud tersebut, menjamin
terlaksananya segala yang sudah terkumpul dalam kitab itu,
yang ada di tangan mereka sesudah dengan teliti dan sempurna
dikumpulkan."

"Ketiga - Juga kita mempunyai jaminan yang lebih dapat
dipercaya tentang ketelitian dan kelengkapannya itu, yakni
bagian-bagian Qur'an yang tertulis, yang sudah ada sejak
masa Muhammad masih hidup, dan yang sudah tentu jumlah
naskahnyapun sudah banyak sebelum pengumpulan Qur'an itu.
Naskah-naskah demikian ini kebanyakan sudah ada di tangan
mereka semua yang dapat membaca. Kita mengetahui, bahwa apa
yang dikumpulkan Zaid itu sudah beredar di tangan orang dan
langsung dibaca sesudah pengumpulannya. Maka logis sekali
kita mengambil kesimpulan, bahwa semua yang terkandung dalam
bagian-bagian itu, sudah tercakup belaka. Oleh karena itu
keputusan mereka semua sudah tepat pada tempatnya. Tidak ada
suatu sumber yang sampai kepada kita yang menyebutkan, bahwa
para penghimpun itu telah melalaikan sesuatu bagian, atau
sesuatu ayat, atau kata-kata, ataupun apa yang terdapat di
dalamnya itu, berbeda dengan yang ada dalam Mushhaf yang
sudah dikumpulkan itu. Kalau yang demikian ini memang ada,
maka tidak bisa tidak tentu terlihat juga, dan tentu dicatat
pula dalam dokumen-dokumen lama yang sangat cermat itu; tak
ada sesuatu yang diabaikan sekalipun yang kurang penting."

"Keempat - Isi dan susunan Qur'an itu jelas sekali
menunjukkan cermatnya pengumpulan. Bagian-bagian yang
bermacam-macarn disusun satu sama lain secara sederhana
tanpa dipaksa-paksa atau dibuat-buat."

"Tak ada bekas tangan yang mencoba mau mengubah atau mau
memperlihatkan keahliannya sendiri. Itu menunjukkan adanya
iman dan kejujuran sipenghimpun dalam menjalankan tugasnya
itu. Ia tidak berani lebih daripada mengambil ayat-ayat suci
itu seperti apa adanya, lalu meletakkannya yang satu di
samping yang lain."

"Jadi kesimpulan yang dapat kita sebutkan dengan meyakinkan
sekali ialah, bahwa Mushhaf Zaid dan Usman itu bukan hanya
hasil ketelitian saja, bahkan - seperti beberapa kejadian
menunjukkan - adalah juga lengkap, dan bahwa penghimpunnya
tidak bermaksud mengabaikan apapun dari wahyu itu. Juga kita
dapat meyakinkan, berdasarkan bukti-bukti yang kuat, bahwa
setiap ayat dari Qur'an itu, memang sangat teliti sekali
dicocokkan seperti yang dibaca oleh Muhammad."

Panjang juga kita mengutip kalimat-kalimat Sir William Muir
seperti yang disebutkan dalam kata pengantar The Life of
Mohammad (p.xiv-xxix) itu. Dengan apa yang sudah kita kutip
itu tidak perlu lagi rasanya kita menyebutkan tulisan
Lammens atau Von Hammer dan Orientalis lain yang sama
sependapat. Secara positif mereka memastikan tentang
persisnya Qur'an yang kita baca sekarang, serta menegaskan
bahwa semua yang dibaca oleh Muhammad adalah wahyu yang
benar dan sempurna diterima dari Tuhan. Kalaupun ada
sebagian kecil kaum Orientalis berpendapat lain dan
beranggapan bahwa Qur'an sudah mengalami perubahan, dengan
tidak menghiraukan alasan-alasan logis yang dikemukakan Muir
dan sebagian besar Orientalis, yang telah mengutip dari
sejarah Islam dan dari sarjana-sarjana Islam, maka itu
adalah suatu dakwaan yang hanya didorong oleh rasa dengki
saja terhadap Islam dan terhadap Nabi.

Betapapun pandainya tukang-tukang tuduh itu menyusun
tuduhannya, namun mereka tidak dapat meniadakan hasil
penyelidikan ilmiah yang murni. Dengan caranya itu mereka
takkan dapat menipu kaum Muslimin, kecuali beberapa pemuda
yang masih beranggapan bahwa penyelidikan yang bebas itu
mengharuskan mereka mengingkari masa lampau mereka sendiri,
memalingkan muka dari kebenaran karena sudah terbujuk oleh
kepalsuan yang indah-indah. Mereka percaya kepada semua yang
mengecam masa lampau sekalipun pengecamnya itu tidak
mempunyai dasar kebenaran ilmiah dan sejarah.
---------------------------------------------
S E J A R A H H I D U P M U H A M M A D

oleh MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL
diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah

Penerbit PUSTAKA JAYA
Jln. Kramat II, No. 31 A, Jakarta Pusat
Cetakan Kelima, 1980




selanjutnya...

Sunday, November 27, 2005

Bismillahirahman nirahim
sabar itu indah

Sabar itu Indah...Sobrun Jamilun..
Mulai saat yang aku lakukan ialah mendidik hati agar sentiasa bersabar..dalam apa jua situasi..dan hasilnya, sedikit demi sedikit..aku dapat rasakan yang sesungguhnya sabar itu amat indah.. Ingatlah wahai hati, sobrun jamilun, sabar itu indah, maka orang yang ingin berkeperibadian indah harus meningkatkan kesabarannya. Orang yang tidak sabar, mudah berkeluh kesah, selalu merengut, mudah panik dan emosional merupakan orang yang tidak indah lagi. Mari belajar untuk bersabar, sabar dalam solat, sabar dalam menahan maksiat dan sabar dalam menghadapi musibah. Semoga Allah membimbing kita menjadi orang yang sabar.InsyaAllah... biar berlinangan air mata ku takkan dapat menghemtikannya biar kan ia menyembuh luka hilanglah rasa duka tidak jugaku mampu merentasi liku-liku sungguh ku tak mampu menghadapi semua itu sungguh ku tak upaya jangan dibiarkan jerih perih kehidupan bisa meleraikan iman kan hancur semuanya walaupun menitis air mata darah tak bisa merubah segalanya melainkan taubat nasuha moga kan diterima
(Ya rabbi istajib du'a ana) namun kupercaya masih ada kesudahannya kerana Allah itu Maha Kaya Maha mendengar rintihan hamba2nya kerana sesiapa bertakwa kepadanya pasti akan ada jalan keluarnya rezeki yang tidak disangka2 cukup Allah baginya berkuasa segala-galanya terima seadanya

selanjutnya...

Supported by : cenary.com