AINA QALBYNA BLOG
Allah memberikan kehidupan kepada kita sebagai makhluq sempurna,punya akal....dan kehidupan yang indah
....jalani dengan ikhlas dan siap menerima apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT....amin
Perjalanan panjang hidup seorang anak manusia sulit untuk di tebak oleh yang namanya manusia itu sendiri,
umur,rezeki,pertemuan,juga maut.
Semua ada yang mengatur,tiap sedetik desah nafas yang kita hirup ada yang mengatur yaitu Allah SWT.
------------------------------
IslamDotNet | Links | Teman-teman | Siapakah aku?

Saturday, October 08, 2005

Bismillahirahman nirahim
Kesetiaan

AMIR IBNU HUDZAFAH berkata, "Aku pernah melihat di Surah seorang wanita yang menempelkan pipinya di suatu kubur dan ia menangis seraya mengucapkan bait-bait puisi,
"Kiranya cukup pipiku yang melindungkinya dari kesulitan di liang lahat dan satu-satunya milikmu hanyalah pipiku.
Wahai penghuni tanah, kematiannya menjadikan aku tidak menemukan jalan lurus.
Maka dengarlah kisah ini, semoga dengan cara ini kerinduanku dapat terobati."
"Ketika aku tanya siapa penghuni kubur ini, maka ia menyebutkan bahwa penghuninya adalah kawan di masa kecilnya, : kata Amir.
Kemudian wanita itu mengucapkan bait puisi,
" Kami ibarat sepasang burung merpati di dalam sebuah sangkar yang menikmati kesehatan dan masa remaja.
Kemudian keduanya terkena malapetaka, sehingga keduanya berpisah, sesungguhnya malapetaka selalu memisahkan orang-orang yang saling mencintai."
Amir mengatakan, :Maka aku menangis ketika mendengar kesenduhan bait-bait puisinya, sehingga ia meneruskan bait-bait puisinya,
"Engkau menangisinya dan engkau tidak mengenalnya, maka sebaiknya aku terangkan kepadamu tentang keadaannya.
Ia tidak memberi kaum pemaaf selain karunia-karunianya, dan ia selalu menolong jika ia diminta pertolongan.
Ia tidak pernah mengintip kesalahan tetangga sedikitpun, dan ia selalu memberi santunan kepada kaum tetangganya.
Ia adalah seorang yang bersih dalam dan luarnya.
Beritahukan kepadaku siapakah orang ini? Kata Amir.
Wanita it u berkata: "Ia adalah Sinan Ibnu Wabrah. Ada seorang yang mengucapkan puisinya tentangnya,
"Wahai orang yang mangharap hujan untuk kaumnya, kiranya cukup bagimu kalau engkau mendapat santunan dari Sinan".
Selanjutnya, ia berkata, "Wahai lelaki, demi Allah, andaikata engkau bukan orang asing, tentunya, aku tidak akan menyenangkanmu dengan pemberitaanku."
"Bagaimana kecintaannya kepadamu?" Kata Amir.
Wanita itu menjawab,"Jika aku tidur, belum pernah ia memberiku bantal selain tangannya dan selama empat tahun, aku belum pernah memakai bantal selain tangannya kecuali ada sesuatu yang menghalaginya."
Wallahu alam...... Ini jadi pelajaran bagi kita, bagaimana kecintaan suami istri dulu terhadap pasangannya, berbeda sekali dengan saat ini, yang dengan mudahnya kita lontarkan kata2 manis lainnya pada wanita yang berbeda. Saat anda mulai mengikat janji dengan seseorang saat itu anda akan dituntut 'ntuk saling terbuka saling menghargai bukan memberikan kebohongan dan sebelum melakukan hal itu pada pasangan anda, coba renungkan apakah anda siap jika pasangan anda juga melakukan hal yang sama terhadap anda, sesetianya pasangan anda, pasti suatu saat dia akan bosan dengan perbuatan anda, dan tidak menutup kemungkinan rasa yang sudah dia pelihara tersebut jadi bumereng yang malah akan membuat dia berpaling dari anda..Wallahu alam.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home


Supported by : cenary.com