AINA QALBYNA BLOG
Allah memberikan kehidupan kepada kita sebagai makhluq sempurna,punya akal....dan kehidupan yang indah
....jalani dengan ikhlas dan siap menerima apa adanya yang diberikan oleh Allah SWT....amin
Perjalanan panjang hidup seorang anak manusia sulit untuk di tebak oleh yang namanya manusia itu sendiri,
umur,rezeki,pertemuan,juga maut.
Semua ada yang mengatur,tiap sedetik desah nafas yang kita hirup ada yang mengatur yaitu Allah SWT.
------------------------------
IslamDotNet | Links | Teman-teman | Siapakah aku?

Thursday, October 06, 2005

Bismillahirahman nirahim
Iman,Tiket ke Alam Surga

Iman; Tiket ke Alam Surga
by:Taufik Munir

Iman secara bahasa berarti percaya. Namun para ulama membuat terminologi bahwa yang dimaksud iman adalah: berkeyakinan dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diaplikasikan dengan praktis. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan keimanan di sini adalah keimanan yang konsisten (tasdiqan jaziman) terhadap semua yang diwahyukan Allah, baik akidah, ibadah, akhlak dan semua hal yang 'maklum' dalam agama.
Ketika Rasulullah saw bertanya tentang hakekat iman, Jibril alahissalam menjawab: iman adalah kamu percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari Akhir, dan qada-qadar yang baik ataupun yang buruk.
Al-Quran lebih jauh memerinci apa yang wajib diimani. Allah swt berfirman: Rasul telah beriman kepada al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya" (QS. 02:85).
Untuk membuktikan kebenaran beriman atau tidak seseorang, maka pengucapan secara lisan itu harus dibarengi dengan keyakinan di dalam hatinya serta dinyatakan dengan arkan (rukun-rukun). Kalau ini terbukti pada pribadi seseorang maka orang tersebut layak disebut sebagai orang beriman (mu'min).
Al-Quran menafikan orang-orang yang menyatakan beriman di mulut saja sementara hatinya ingkar. (QS. 02:08). Al-Quran juga menyatakan tentang perilaku orang-orang Badui. Dalam al-Quran Allah swt berfirman: Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu. (QS. 49:14).
Benar bahwasanya sesuatu yang kasat mata dan pengucapan lewat lisan sudahlah cukup untuk meyakinkan manusia. Ini tentunya hanya berlaku di dunia, adapaun di Akherat tentu tidak semudah itu, maka pengucapan lisan wajib disertakan keyakinan yang mantap dalam hati disamping diaplikasikan dengan pelaksanaan ibadah dengan anggota badan (aljawarih). Ibadah itu termasuk ibadah mahdhoh (sholat, zakat, puasa, haji dsb) maupun ibadah ghair-mahdhoh (tolong menolong, berbuat baik terhadap sesama, memberi santunan, dll).
Iman yang benar kepada Allah swt berdampak positif pada kehidupan manusia dan kepada hidayahnya sendiri. Dengan kata lain, orang beriman adalah orang yang layak mendapatkan hidayah. Hal ini ditegaskan dalam al-Quran: "…dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk (hidayah) kepada hatinya". (QS. 64:11).
Orang-orang yang beriman kepada Allah sudah cukup membawa pemeluknya ke dalam Surga yang dijanjikan, kendatipun dirinya bergelimang dengan maksiat. "Tiadalah seorang hamba yang berkata Tidak ada tuhan selain Allah kemudian ia mati atas (keyakinannya) itu, melainkan ia masuk Surga", begitu sabda Rasulullah SAW. Kemudian sahabat, Abu Zar Algiffari, bertanya: "kalau ia berzina dan mencuri?" Jawab Rasulullah, "sekalipun ia berzina, sekalipun ia mencuri".
Tetapi ini bukan justifikasi atau pembenaran bagi mereka yang â€کdoyan’ berbuat maksiat untuk terus melakukan aksinya, melainkan agar mereka bersegera bertaubat kepada Allah swt dan tidak putus asa dari rahmat-Nya. Wallahu a'lam.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home


Supported by : cenary.com