Wanita Pencari Sayap
KISAH PEREMPUAN PENCARI SAYAP
Seorang perempuan menjalin cinta dengan seorang lelaki. Cinta perempuan itu demikian mendalam. Dan telah tereka-reka sejumlah asa untuk meluncurkan bahtera bahagia nantinya. Namun belum genap harapan terhampar berubah kenyataan, sang lelaki di panggil menghadap ke 'arsy. Kini tinggallah si perempuan sendiri. Bersama pilinan cinta dan anyaman harapan terlipat masa.
Monday, October 18, 2004
Bagai burung ia telah kehilangan sebuah sayap. Tentu dengan satu sayap ia tak dapat terbang menggapai bintang-bintang. Sedang kebahagiaan masa depan adanya di antara gugusan bintang gemintang. Aku butuh sayap, begitu mungkin rutuk hatinya. Agar bisa terbang menyambung kenangan silam agar tak putus dari kenyataan.Ketika ia bertemu dengan lelaki lain yang paras wajahnya sangat mirip dengan lelakinya yang telah mendahulu, seketika terbetik pikiran dalam kepalanya. Inilah sayapku. Pasangan sayap untuk mengepak dan terbang mengulur temali dari masa silam.Untuk dirajut menjadi lembaran tilam kebahagiaan yang tertunda oleh kematian. Meski kata sebagian orang lelaki pemilik sayap ini tak cukup setara dengan dirinya. Tak sepadan kedudukan dan kecerdasannya. Tapi mungkin ia tak memandang penting ini, yang dibutuhkannya adalah sebuah sayap. Sayap yang mirip dengan yang dimilikinya. Dahulu.Kemudian menikahlah mereka. Bertautlah kedua sayap, lalu mengepak-kepak kecil mencari-cari harmoni. Seperti anak burung yang hendak belajar terbang. Sekian waktu kemudian sang perempuan yang tertaut pada masa silam dikarunia kehamilan. Sebuah janin telah tumbuh di rahim. Menanti saat menjelang bumi sebagai bayi. Menjadi kanak amanah pembawa pesan langit.Lalu, saat itu tiba. Bayi menjelang bumi. Tepat di waktu yang sama dengan kelahiran lelaki pemilik sayap terdahulu. Harinya, tanggalnya dan jamnya. Pertanda apa ini? Sehingga Pemilik kehidupan menghadirkan ketepatan. Adakah hikmah yang bisa terjamah."
Seorang perempuan menjalin cinta dengan seorang lelaki. Cinta perempuan itu demikian mendalam. Dan telah tereka-reka sejumlah asa untuk meluncurkan bahtera bahagia nantinya. Namun belum genap harapan terhampar berubah kenyataan, sang lelaki di panggil menghadap ke 'arsy. Kini tinggallah si perempuan sendiri. Bersama pilinan cinta dan anyaman harapan terlipat masa.
Monday, October 18, 2004
Bagai burung ia telah kehilangan sebuah sayap. Tentu dengan satu sayap ia tak dapat terbang menggapai bintang-bintang. Sedang kebahagiaan masa depan adanya di antara gugusan bintang gemintang. Aku butuh sayap, begitu mungkin rutuk hatinya. Agar bisa terbang menyambung kenangan silam agar tak putus dari kenyataan.Ketika ia bertemu dengan lelaki lain yang paras wajahnya sangat mirip dengan lelakinya yang telah mendahulu, seketika terbetik pikiran dalam kepalanya. Inilah sayapku. Pasangan sayap untuk mengepak dan terbang mengulur temali dari masa silam.Untuk dirajut menjadi lembaran tilam kebahagiaan yang tertunda oleh kematian. Meski kata sebagian orang lelaki pemilik sayap ini tak cukup setara dengan dirinya. Tak sepadan kedudukan dan kecerdasannya. Tapi mungkin ia tak memandang penting ini, yang dibutuhkannya adalah sebuah sayap. Sayap yang mirip dengan yang dimilikinya. Dahulu.Kemudian menikahlah mereka. Bertautlah kedua sayap, lalu mengepak-kepak kecil mencari-cari harmoni. Seperti anak burung yang hendak belajar terbang. Sekian waktu kemudian sang perempuan yang tertaut pada masa silam dikarunia kehamilan. Sebuah janin telah tumbuh di rahim. Menanti saat menjelang bumi sebagai bayi. Menjadi kanak amanah pembawa pesan langit.Lalu, saat itu tiba. Bayi menjelang bumi. Tepat di waktu yang sama dengan kelahiran lelaki pemilik sayap terdahulu. Harinya, tanggalnya dan jamnya. Pertanda apa ini? Sehingga Pemilik kehidupan menghadirkan ketepatan. Adakah hikmah yang bisa terjamah."
0 Comments:
Post a Comment
<< Home